Lihat ke Halaman Asli

Ibu Mertua, ASI dan Perjalanan yang Terjal

Diperbarui: 7 Oktober 2022   14:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi seorang ibu sedang memberi ASI untuk buah hati (Sumber: shutterstcok)

Waktu saya mengumumkan secara resmi ke forum keluarga suami bahwa saya sedang hamil, adik ipar saya langsung wanti-wanti, "Nanti harus ASI eksklusif lho, mbak."

Segitu pentingnya ya? Emang gak ada pilihan lain?

Adik ipar saya ini rupanya menganggap sangat serius masalah ini. Dia bahkan memberi saya buku tentang ASI eksklusif. 

Aduh, saya benar-benar lupa banget judulnya apa, tapi itu memang buku yang sangat bagus dan mencerahkan wawasan saya.

Saya pun menurut. 

Bukan karena tercerahkan oleh bukunya, tetapi karena istri adik ipar saya juga baru melahirkan, jadi saran yang diberikan sudah terbukti kebenarannya secara empiris. Selain itu, karena profesi adik ipar adalah dokter. Saya takut kualat saja dengan ilmunya.

Jadilah selama hamil saya berusaha keras mempersiapkan diri supaya ASI saya lancar jaya. 

Saya ikut senam hamil supaya proses lahiran alami berjalan lancar karena konon sangat berpengaruh terhadap produksi ASI. Kalau proses lahiran tidak lancar akan menimbulkan stres pada ibu yang berpotensi menghambat produksi ASI. 

Selain itu saya juga rutin minum susu kedelai dan mengikuti terapi supaya ASI lancar.

Ceritanya sih sudah optimis banget bakal bisa memberikan ASI eksklusif tanpa banyak kendala, karena merasa persiapan saya sudah all-out. Jadi, saya tidak pernah menyangka kalau perjalanan ASI eksklusif saya dikemudian hari ternyata cukup terjal.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline