Lihat ke Halaman Asli

Yose Revela

TERVERIFIKASI

Freelance

Neymar dan Mimpi yang Terlihat Samar

Diperbarui: 22 September 2025   22:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Neymar, menjalani periode kedua yang sulit di Santos (Goal.com)

Bicara soal pemain berbakat Brasil dalam 10-15 tahun terakhir, Neymar menjadi satu yang dinilai punya bakat istimewa. Dalam dirinya, ada sentuhan klasik "jogo bonito" dan talenta istimewa, lengkap dengan improvisasi penuh kejutan khas Brasil.

Sebutan The Golden Boy, plus sejumlah prestasi bersama Santos, Barcelona, dan PSG juga menunjukkan, seberapa besar talentanya. Pada titik tertentu, "hype" media atasnya terbukti tepat, karena sinar terang di level klub, dan ketergantungan besar Timnas Brasil pada sang bintang.

Bagi sepak bola Eropa secara umum, Neymar bahkan jadi "biang kerok" berubahnya standar harga transfer pemain, menyusul rekor transfer dunia yang dicetak PSG, saat memboyongnya dari Barcelona tahun 2017, dengan ongkos transfer 222 juta euro.

Tapi, gaya hidup yang cenderung ugal-ugalan pelan-pelan menggerogoti performa dan kebugaran fisik pemain kelahiran tahun 1992 itu. Alhasil, petualangan di Eropa pun berakhir di usia 31 tahun, tepatnya saat Al Hilal memboyongnya dari PSG ke Liga Pro Arab Saudi, dengan ongkos 90 juta euro, pada musim panas 2023.

Meski sebenarnya gagal total di Piala Dunia 2022, Timnas Brasil masih mengandalkan Neymar sebagai pemain nomor punggung 10. Talenta dan pengaruhnya masih dibutuhkan tim, karena belum ada pengganti yang dinilai sebanding.

Dari sini saja, bisa dilihat kalau Selecao dan Neymar punya mimpi yang sama: Piala Dunia 2026. Sekilas, kalau melihat catatan penampilan dan peran Neymar di tim nasional, mimpi ini terlihat masuk akal. Catatan 79 gol dan 128 penampilan menjadi bukti, seberapa besar ketergantungan Timnas Brasil padanya.

Bisa jadi, ada harapan, sang top skor sepanjang masa tim nasional Brasil bisa bersinar di usia senja seperti Lionel Messi di Argentina. Seperti diketahui, eks rekan setim Neymar di Barcelona itu mampu meraih sepasang trofi Copa America dan satu trofi Piala Dunia di rentang usia 34-37 tahun.

Masalahnya, sejak mengakhiri petualangan di Eropa, pemain lulusan akademi Santos ini absen cukup lama karena cedera. Di Al Hilal, cedera lutut parah membuatnya hanya tampil 7 kali dalam tempo satu setengah tahun, dengan klub lalu memutus kontrak lebih awal.

Meski juara Liga Arab Saudi musim 2023-2024, peran peraih medali emas Olimpiade 2016 jadi terlihat seperti figuran, walau sebenarnya punya gaji besar dan sempat diplot sebagai pemain utama tim.

Ketika akhirnya pulang ke Santos di awal tahun 2025, mimpi ke Piala Dunia 2026 awalnya masih terlihat realistis. Performa oke di kompetisi domestik Brasil selama paruh pertama tahun 2025, termasuk torehan gol dari sepak pojok, membuat Peixe langsung memperpanjang kontrak pemain nomor punggung 10 mereka selama 6 bulan, dengan opsi perpanjangan 6 bulan berikutnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline