Lihat ke Halaman Asli

Yose Revela

TERVERIFIKASI

Freelance

Childfree di Indonesia, dalam Irisan Budaya dan Logika Kekinian

Diperbarui: 11 Februari 2023   23:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Dreamstime.com)

Belakangan ini, banyak muncul pembahasan soal childfree di Indonesia, lengkap dengan pro-kontranya. Banyak yang sudah memperdebatkan ini, dan kalau terlalu diikuti bisa seperti labirin, tidak tahu dimana titik akhirnya.

Jujur saja, kalau dilihat lagi, bahasan soal childfree di Indonesia sebenarnya berada dalam satu irisan, antara budaya dan logika rasional khas era kekinian.

Soal budaya, pengaruhnya didominasi oleh paradigma klasik soal aspek reproduksi dalam satu pernikahan. Seperti diketahui, salah satu tujuan dasar pernikahan adalah untuk menghasilkan keturunan, guna menyambung garis keturunan.

Di negara-negara monarki, keberlanjutan garis keturunan raja selalu jadi perhatian. Ambil contoh, sampai tahun 2005, rakyat Jepang sempat ketar-ketir ketika Kerajaan Jepang masih belum punya generasi penerus tahta.

Kecemasan itu sendiri lalu berubah jadi kegembiraan dan optimisme, ketika Pangeran Hisahito lahir tahun 2006.

Dalam lingkup lebih kecil, kita juga banyak menemui pejuang garis dua, yang rela mengorbankan biaya, waktu, sampai perasaan, demi dikaruniai anak. Jadi, bisa dimaklumi juga kalau pandangan childfree  terasa seperti satu penghinaan buat usaha mereka.

Tapi, kalau salah satu faktor dasar pada pandangan childfree dicermati secara mendalam, sebenarnya ini bisa jadi medium evaluasi sebelum mantap menikah dan berkeluarga (dalam hal ini punya anak).

Seperti diketahui, salah satu pertimbangan dasar bagi mereka yang memilih childfree adalah berkenaan dengan biaya besar dalam membesarkan anak.

Dengan besaran biaya yang semakin besar di berbagai aspek, bisa terbayang seberapa besar biaya dalam merawat dan membesarkan anak, lengkap dengan beragam biaya tak terduga yang jumlahnya seabrek.

Mulai dari sejak masih berada dalam kandungan, lahir, sekolah, kuliah, sampai akhirnya bisa mandiri. Ini sebuah rentang waktu yang tidak sebentar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline