Lihat ke Halaman Asli

Yose Revela

TERVERIFIKASI

Freelance

Lukas Podolski, Menuju Petualangan Baru

Diperbarui: 5 Maret 2017   20:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dari masa ke masa, Jerman rutin menghasilkan pemain hebat. Mulai dari era Walter bersaudara (Fritz dan Ottmar) tahun 1950an, Gerd Muller (akhir 1960an-1970an), Thomas Haessler (1990an), hingga Thomas Mueller, di era terkini. Dari segi kemampuan dan prestasi, mereka memang tak diragukan lagi. Tapi, tak banyak dari mereka, yang menjadi seorang petualang. Dan, Lukas Podolski, menjadi satu, dari sedikit contoh diantaranya.

Memulai karir profesional, di FC Koln, tahun 2003, di usia 18 tahun, pemain keturunan Polandia ini, langsung menjelma, menjadi seorang ujung tombak handal. Prinz Poldi, begitu ia biasa disebut, sukses mencetak 51 gol, dari total 85 laga. Bersama Koln, ia mampu meraih gelar juara Bundesliga 2, tahun 2005, dan mengukuhkan diri, sebagai bintang muda berbakat, berkat penampilan bagusnya bersama timnas Jerman, pada Piala Dunia 2006. Bakat besar Podolski, membuatnya jadi incaran klub-klub besar Eropa. Bayern Munich, si raksasa Jerman, menjadi klub yang beruntung mendapatkannya, dengan biaya dirahasiakan.

Tapi, karir Podolski di Bayern lekat dengan ketidakberuntungan. Pada musim 2006-2007, menit bermainnya relatif terbatas, dan performanya tidak optimal, karena masih beradaptasi, dan sempat terkena cedera engkel cukup parah.
Pada dua musim berikutnya, (2007-2009), Podolski lebih banyak menjadi spesialis pengganti, karena keberadaan duet Miroslav Klose-Luca Toni, yang sangat diandalkan di Bayern. Meski sempat meraih gelar ganda (Bundesliga & DFB Pokal) tahun 2008, dan memperkuat timnas Jerman, yang menjadi finalis, di Euro 2008, raihan itu terasa hambar, karena ia bukan pemain utama di Bayern. Pada tahun 2009, Podolski pulang ke Koln, setelah mencatat total 26 gol dari 106 penampilan bersama Bayern.

Pada periode keduanya di Koln, Podolski seperti terlahir kembali. Dengan status sebagai pemain utama klub, ia sukses menemukan lagi sentuhan mautnya. Total, Podolski sukses mencetak total 35 gol dari 98 penampilan, dalam kurun waktu tahun 2009-2012. Di timnas, ia kembali ambil bagian, saat Jerman mencapai semifinal, di Piala Dunia 2010, dan Piala Eropa 2012. Performa bagusnya di Koln, kembali sukses menarik minat klub-klub besar Eropa. Kali ini, Podolski mencoba tantangan baru, dengan bermain di Inggris, bersama Arsenal, musim panas 2012.

Awalnya, semua tampak sangat menjanjikan. Adaptasi Podolski cukup mulus, karena ada sosok Per Mertesacker, bek jangkung asal Jerman, dan pelatih Arsene Wenger, yang juga fasih berbahasa Jerman. Di lapangan, performanya pun selalu konsisten, meski kadang dirotasi. Ia turut berkontribusi, saat, Tim Meriam London, meraih juara Piala FA 2014, gelar pertama klub sejak 2005. Di tahun 2014 pula, Podolski ikut ambil bagian, saat timnas Jerman menjadi juara Piala Dunia 2014.

Tapi, setelah Piala Dunia 2014, peruntungan Podolski di Arsenal berubah drastis. Datangnya Alexis Sanchez, yang mampu langsung tampil tajam di Arsenal, ditambah kedatangan Danny Wellbeck, membuatnya harus tergeser ke bangku cadangan, dengan menit bermain terbatas. Pada awal tahun 2015, Podolski mencoba peruntungan lain, saat dipinjamkan ke Inter Milan (Italia), hingga 30 Juni 2015. Tapi, petualangannya di Italia, hanya berlangsung singkat. Setelah masa peminjamannya usai, ia dikembalikan ke Arsenal, karena hanya mampu mencetak 1 gol dari 18 laga bersama Inter. Arsenal lalu segera melepasnya ke Galatasaray (Turki), dengan harga 2,5 juta euro. Total, Poldi mencetak 31 gol dari 82 penampilan di Arsenal.

Di Galatasaray, Podolski mampu bersinar. Ia menjadi pemain kunci tim, dan mencetak total 17 gol dari 43 laga. Ia sukses membawa Gala menjuarai Piala Turki 2016, berkat gol tunggalnya, ke gawang Fenerbahce di final. Di tahun 2016, ia kembali memperkuat timnas Jerman, yang mencapai babak semifinal, di ajang Euro 2016, turnamen internasional terakhirnya. Ia pensiun dari timnas Jerman, setelah tampil 129 kali, dan mencetak 48 gol, sejak debutnya tahun 2004.

Selepas Euro 2016, Podolski mampu tampil bagus bersama Galatasaray, dan menarik minat Beijing Guoan, klub Liga Super Tiongkok, untuk merekrutnya. Meski ditawari gaji besar, tawaran Beijing Guoan ditolaknya. Bahkan, secara tak terduga, Lukas Podolski, pada Kamis (2/3, waktu Turki), mengumumkan, akan pindah ke klub Vissel Kobe (Jepang) musim panas 2016 mendatang, dengan biaya transfer 2,6 juta euro.

Dengan pilihannya yang tak biasa ini, Podolski seperti mengisyaratkan, senjakala karir sepakbolanya sudah tiba. Ia ingin menjalaninya dengan tenang, dalam sebuah petualangan baru.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline