Lihat ke Halaman Asli

Yosef MLHello

Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Selamat Hari Raya Imlek kepada Saudaraku!

Diperbarui: 10 Februari 2024   15:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi perayaan Imlek (sumber: Detik.com)

Dengan mengucapkan salam kepada seseorang, kita membawa kepadanya segala sesuatu yang baik ke atasnya. Karena itu pada hari yang mulia ini, marilah kita menyampaikan "Selamat Merayakan Tahun Baru Imlek 2575 kepada segenap Paguyuban Tionghoa  di Indonesia yang merayakannya".

Sejak tadi pagi, Sabtu, 10 Februari 2024, hampir semua channel dan akun media sosial dipenuhi dengan berbagai ucapan "Gong Xi Fa Cai" kepada saudara-saudari yang merayakannya.

Tidak ketinggalan kami semua anggota Komunitas Pusat Pastoral Keuskupan Atambua menyampaikan ucapan selamat merayakan Tahun Baru Imlek kepada Pimpinan Komunitas kami yang adalah keturunan Tionghoa di Indonesia, Father Vincentius Wun SVD.

Meskipun kita sendiri tidak begitu memahami sejak kapan Orang Indonesia yang keturunan Tinghoa boleh merayakan Tahun Baru Imlek. 

Sebab setahu kami selama masa orde baru tahun 1966 sampai dengan 1998, tidak pernah ada perayaan Tahun Baru Imlek secara bersama. Pada zaman itu tidak ada Paguyuban Tionghoa, perayaan Imlek dan pertunjukkan Barong Sai. 

Penguasa Orde Baru melarang semua kegiatan yang melibatkan Paguyuban Tionghoa karena selalu mengidentikkan Cina dengan Komunis alias PKI. 

Karena itu perayaan hari ini hanya bisa terjadi berkat kemenangan reformasi khususnya ketika Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dus mulai mengaktifkan kembali atau mencabut semua larangan itu, sehingga saudara-saudara kita keturunan Tionghoa di Indonesia boleh merayakannya.

Sumbangan Paguyuban Tionghoa bagi Indonesia

Berbicara tentang sumbangsih kaum keturunan Tionghoa bagi Indonesia, rupanya sulit untuk membedakannya. Tapi setahu penulis, jauh sebelum Indonesia merdeka, di tanah Timor tercinta ini hampir semua kerajaan dikuasai oleh orang-orang Tionghoa. 

Mereka itu datang untuk berdagang. Namun satu hal lain yang mereka lakukan adalah mengawini putri-putri Timor sehingga dengan demikian mereka memiliki legitimasi untuk diangkat oleh Belanda menjadi raja atau penguasa Timor. Sebab satu hal yang mereka miliki adalah pengetahuan dan pengaruh.

Demikian pun untuk kemerdekaan Indonesia dan selanjutnya sumbangsih para keturunan Tionghoa sangat besar. Banyak orang berpendidikan, berkedudukan dan berpengaruh ada pada orang Cina Indonesia. 

Banyak yang menjadi guru, banyak juga yang
 menjadi raja atau kepala wilayah, dan banyak pula yang menguasai kebudayaan Indonesia. Karena itulah maka dalam perjuangan kemerdekaan dan zaman mengisi kemerdekaan, pengaruh orang Cina sangat diperhitungkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline