Lihat ke Halaman Asli

Yonathan Christanto

TERVERIFIKASI

Karyawan Swasta

Paskah dan Refleksi Diri Pasca Pemilu

Diperbarui: 19 April 2019   19:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber ilustrasi: Croswalk.com

Siapa menghina sesamanya berbuat dosa, tetapi berbahagialah orang yang menaruh belas kasihan kepada orang yang menderita. --- Amsal 14:21

Gelaran Pemilu 2019 telah usai. Meninggalkan banyak cerita dari mulai cerita lucu, penuh semangat kebersamaan hingga yang agak menyesakkan dada yaitu kisah saling hina antar pendukung yang kemudian kita kenal dengan istilah cebong dan kampret.

Meskipun ribut-ribut terkait hasil pemilu masih terjadi hingga saat ini, namun tak bisa dipungkiri bahwa kita patut bersyukur karena gelaran pemilu yang kompleks ini akhirnya selesai dengan baik. Pesta demokrasi pun mampu dihadirkan ke tengah-tengah masyarakat dengan baik meskipun memang masih banyak kendala yang terjadi di lapangan.

Namun satu hal yang unik kemudian ada di gelaran pemilu 2019 kali ini. Pasalnya, perayaan minggu Paskah yang dimulai dari peringatan Jumat Agung serta Kamis Putih bagi umat Katolik, dirayakan tepat pasca pemilu 2019. 

Tentunya perayaan kali ini menjadi cukup spesial bagi umat Kristiani karena tak hanya merayakan kematian dan kebangkitan Kristus itu sendiri, namun juga sekaligus merayakan kebangkitan kebhinekaan serta demokrasi dalam wujud pesta demokrasi tahun ini.

Foxnews.com

Namun sejatinya Paskah tak hanya berbicara tentang perayaan pengorbanan serta kebangkitan Kristus semata. Lebih dari itu, Paskah menjadi refleksi diri atas apa yang telah kita lakukan hari, bulan bahkan tahun sebelumnya, juga apa yang akan kita lakukan hari, bulan bahkan tahun-tahun mendatang. 

Layaknya pengorbanan Kristus yang berlaku sepanjang masa untuk orang-orang yang percaya kepada-Nya, Paskah pun hendaknya menjadi semacam pengingat untuk tetap menjaga hati, pikiran dan perbuatan selama kita hidup agar tak mudah dikuasai oleh si jahat.

Dan seperti kita tahu, Pemilu 2019 ini sejatinya sudah menguras energi kita jauh sebelum gelaran tersebut dimulai. Energi yang sayangnya begitu negatif hingga pada akhirnya turut mempengaruhi hati, pikiran serta tindakan kita entah disadari ataupun tidak.

Sebaran berita hoax di media sosial, saling caci antar pendukung, hingga melakukan tindak kekerasan atas nama agama, nampak menjadi makanan sehari-hari jauh sebelum pemilu dimulai. Tak jarang, hoax yang mengatasnamakan agama pun kemudian menyulut banyak pihak dari berbagai agama untuk "bertarung" dalam sebuah arena semu dan menyesatkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline