Lihat ke Halaman Asli

Mossak dari Tanah Batak

Diperbarui: 19 Desember 2021   22:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Medan. Sumber ilustrasi: TRIBUNNEWS/Aqmarul Akhyar

Mossak adalah olahraga seni bela diri kuno asal Sumatera Utara tepatnya dari Beladiri Suku batak yang berpakaian hitam-hitam. Mossak di kenal memiliki ilmu-ilmu kebatinan dan tidak sembarangan orang untuk mempelajarinya. 

Penerus-penerus Ilmu mossak yang tersisa tidak berani menurunkan atau mengajari anaknya jurus mossak ini karena bisa mempengaruhi kepercayaannya terhadap Maha Pencipta. 

Seiring dengan waktu beladiri mossak diubah gerakannya dan di buat peraturannya, dan sistem pertandingannya seperti pertandingan pencak silat agar bisa diterima masyarakat luas, tetapi karena tidak ada orang batak yang meneruskan beladiri ini sehingga menghilang seiring dengan kemajuan zaman. Yang masih mengetahui peraturan pertandingan Mossak sudah mustahil dijumpai, buku-buku peraturannya juga tidak dapat dijumpai sekarang ini.

Bela diri Mossak yang berasal dari Raja Lontung seiring berjalannya waktu berkembang pada jamannya, dimana pada perkembangannya Mossak digunakan tidak saja hanya sebatas bela diri melainkan dipadu menjadi sebuah tor-tor pada masyarakat Batak Toba. 

Mossak ini ditampilkan dengan iringan musik tradisional Batak Toba, selain itu Mossak juga digunakan untuk menyambut orang-orang yang sangat penting termasuk menyambut seorang raja dalam acara pesta. 

Sebagai seni bela diri, mossak tidak sekadar keterampilan bertarung. Mossak juga mengajarkan keterampilan yang sifatnya kebatinan. 

Juga pengetahuan akan obat-obatan. Kompleksitas “ilmu” yang diajarkan dalam mossak itu membuat tak semua orang mampu dan berhak belajar mossak. “Dulu mossak itu diajarkan pada orang tertentu. Bukan maksudnya membatasi, namun menjaga agar ilmu yang diperoleh itu tidak disalahgunakan. Tidak semua orang yang mau belajar diterima.

Dilihat dulu kepribadian dan sifatnya,” ujarnya.  Dijelaskan Sirait, pada dasarnya mossak mengajarkan seseorang untuk bersatu dengan Tuhan melalui media alam. Manusia adalah bagian kecil dari zat yang ada di alam semesta. Zat-zat lain ada pada alam. Apakah itu udara, air, api, tanah, maupun makhluk hidup lainnya.  “Manusia sendiri diberi berkat oleh Tuhan untuk dapat mempersatukan zat-zat itu ke dalam dirinya. Tujuannya banyak. 

Bisa untuk kekuatan, penyembuhan maupun untuk melihat masa yang akan datang,” kata Sirait yang mengaku belajar mossak dari guru spiritual Sorimangaraja Sitanggang.  Gerak dasar mossak diawali dengan kuda-kuda, di mana seseorang berposisi setengah jongkok dan kedua kaki kakinya diangkat bergantian dengan mengikuti titik berat tubuh. Kemudian tangannya digosokkan ke punggung sebagai persiapan untuk menyerang, menangkis maupun bertahan.

Itulah yang menjadi ciri khas mossak. Kuda-kudanya lebih lebar dan rendah. Kedua kaki diangkat saling bergantian mengikuti berat tubuh.  Konon, gerakan itu terinsipirasi dari cerita seseorang yang tengah membakar api unggun di tengah hutan. Saat itu malam sangat dingin dan pekat. 

Orang itu jongkok di bawah pohon sambil mengarahkan kedua tangannya dalam posisi telungkup ke arah api. Karena tangannya mulai panas ia menggosok-gosokkan tangannya ke punggungnya. Kemudian tiba-tiba sebuah ranting jatuh dan refleks ia menangkisnya serta olahrga ini pastinya untuk melindungi diri dari mara bahaya. Gerakan itulah kemudian dijadikan gerakan dasar mossak.  Namun kini mossak sendiri sudah hampir punah..

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline