Lihat ke Halaman Asli

Janji Tuhan

Diperbarui: 26 Juni 2015   08:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Alkitab, dari Perjanjian Lama sampai Perjanjian Baru memaparkan tentang Tuhan yang senantiasi berjanji. Janji Tuhan ini diikat pake sumpah. Tuhan bersumpah kepada diri-Nya sendiri. Di pihak lain, Tuhan yang sama mengikatkan diri-Nya kepada manusia ciptaan-Nya. Sehingga dari pihak Tuhan, tidak mungkin Ia mengingkari janji-Nya. Ia setia pada janji-Nya. Ia konsisten untuk menggenapi janji-Nya.

Manusia yang terikat dengan janji Tuhan dituntut untuk taat. Tapi sering manusia tidak taat. Makanya janji yang diucapkan manusia sering diragukan. Mengapa? Karena manusia banyak janji, tapi tidak menepatinya.

Alkitab tetap konsisten memberitahukan bahwa Tuhan setia pada janji-Nya. Tuhan sudah sedang dan akan menggenapi seluruh janji-Nya kepada manusia. Sebelum Tuhan menggenapi seluruh janji-Nya, maka dunia ini belum berakhir.

Melalui nabi Yesaya, Tuhan berfirman: "Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu" - Yesaya 46:4.

Dari bagian firman Tuhan di atas, ada beberapa kebenaran utama tentang Tuhan dan janji-Nya kepada umat-Nya. Kebenaran tersebut, yaitu:

1. Tuhan Tidak Berubah
Manusia boleh berubah. Ia terbentuk dalam kandungan. Setelah sembilan bulan, ia dilahirkan. Lalu jadi bayi. Tumbuh menjadi anak. Masuk fase pra remaja. Lanjut tahap remaja. Kemudian menjadi tunas muda. Menjadi pemuda. Masuk fase Dewasa. Menjadi tua. Lalu kembali ke dalam pangkuan Sang Pencipta. Inilah proses hidup manusia. Tahap lepas tahap dilaluinya. Dalam sepanjang proses itu, tentu ada pengalaman pahit maupun manis. Menyenangkan dan menyakitkan. Kuat dan lemah. Sehat dan sakit. Berkecukupan dan berkekurangan. Dan sejumlah pengalaman lainnya.

Dalam semua proses hidup kita, Tuhan menegaskan bahwa Dia tetap Tuhan. Dahulu, sekarang dan selamanya. Dia tidak berubah. Tetap sebagai Pencipta. Pemelihara. Penebus. Pengasih dan penyayang. Ini kabar baik.

Israel sebagai umat pilihan Allah, kala itu ada dipembuangan. Kalah dalam peperangan melawan bangsa Babel. Lalu diangkut menjadi tawanan. Orang asing di Babel. Budak bagi orang Babel. Tentu mereka sangat menderita. Bukan saja fisik/jasmani dan ekonomi. Tapi juga kebebasan khususnya secara rohani. Mereka merasa ditinggalkan oleh Allah. Mereka pikir Allah tidak lagi peduli dengan derita mereka. Allah sudah melupakan mereka.

Sama seperti kita. Ketika mengalami pergumulan. Penderitaan yang bertubi-tubi menimpa kita. Persoalan-persoalan yang tiada henti datang menghampiri hidup kita. Situasi dan kondisi semacam itu, membuat kita gamang. Putus asa. Kecewa. Marah. Dan berbagai reaksi lainnya. Tidak jarang kita bertanya: Mengapa Tuhan? Dimanakah Tuhan? Apakah Tuhan sudah melupakan kita?

Allah melalui nabi Yesaya menegaskan komitmennya terhadap umat pilihan-Nya. Allah punya tanggung jawab penuh terhadap Israel. Ia tidak melupakan mereka. Ia tidak meninggalkan mereka. Kalaupun Israel merasa Allah telah meninggalkan mereka, itu merupakan bagian dari proses Allah bagi mereka.

Demikian juga dengan hidup kita sekarang. Allah yang kita kenal di dalam Yesus Kristus tidak pernah berubah. Ia setia. Ia peduli. Ia perhatikan kita. Kalaupun kita mengalami berbagai pergumulan dalam hidup ini, itu merupakan bagian dari proses Allah bagi kita. Itu sebabnya Dia katakan sampai masa tua kita, Tuhan tetap sama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline