Lihat ke Halaman Asli

Yenny Novita

Sharing 💐 Caring

Bagaimana Kalau Aku Tidak Menulis?

Diperbarui: 10 Januari 2023   13:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Ya, bagaimana kalau aku tidak menulis? 

Dulu, kala di bangku SMA, aku tidak menyukai pelajaran Bahasa Indonesia, tidak semua topik, hanya bagian mengarang saja, entah itu membuat cerpen, membuat puisi dan lainnya. Bagiku mengarang itu sangat sulit, menuangkan ide kemudian merangkai kata demi kata menjadi kalimat-kalimat yang enak dibaca. 

Ah pelajaran apa sih ini, pikirku waktu itu. Iya.. iya, instruksinya menceritakan tentang kegiatanku saat libur sekolah, terdengar mudah kan? Tapi apakah boleh aku sekedar menulis bahwa kegiatanku hanya makan, tidur dan menonton TV dan mengulangnya sebanyak paragraf yang diinginkan guruku? Akan jadi lucu, bukan? 

Kalau dipikir lagi, mungkin inilah alasannya aku tidak suka instruksi itu, dan jadi tidak suka pelajarannya, karena tidak ada yang spesial dengan libur sekolahku, maka apa yang harus kuceritakan?  Dan lucunya aku menulis diary, aku menulis diary sampai SMA. 

Aku ingat, aku selalu suka mengoleksi notes lucu dan menumpahkan perasaanku disana. Aku tidak bingung menulis diary, karena ada sesuatu yang memang ingin kuceritakan, yang spesial dan penting untukku. 

Setelah itu aku tidak menulis diary lagi, terlalu kanak-kanak dan aku mulai enggan menulis panjang lebar. Aku menjalani hidupku, kuliah dan kegiatan lainnya. 

Tidak ada kegiatan menulis yang khusus, selain menulis materi kuliah, menulis jawaban dan pastinya menulis skripsi :) Sampai ketika aku bekerja, punya rekan kerja yang gemar menulis di kompasiana. 

Beliau senantiasa mendorong kami, para rekannya untuk menulis, apapun. Suatu ketika, teman satu per satu mulai membagi tulisannya di kompasiana dan yang aku lakukan hanya jadi pembaca. 

Aku ini termasuk yang tertinggal. Apa yang mau ditulis, kapan mau nulis, tidak ada waktu, sepulang kerja banyak sekali yang harus dibereskan, terutama bermain bersama putri kecilku (baca: momong). Siapa pernah punya pikiran yang sama? 

Wajar, pasti ada masa kita meragukan diri kita sendiri sampai pada masa cukup percaya diri untuk menembus keraguan dan ketakutan itu. Rasanya, semangat menulis dari rekan kami itu mulai membuahkan hasil. 

Aku mulai menulis, menulis dan menulis lagi. Masih 4 artikel, tapi aku mengapresiasi kemajuan diriku. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline