Lihat ke Halaman Asli

Yasmin salwa Darmawan

seorang pelajar

Adaptasi Zero Tolerance, Pemicu Kebersamaan Warga Balikpapan dalam Pembangunan

Diperbarui: 10 Juni 2021   17:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pribadi

Apakah ada yang pernah ke Kota Balikpapan? Jangan kaget jika bertandang kemari ya, dan melihat pembangunan kotanya yang terus melesat cepat lho.

Banyak sekali bangunan tinggi menjulang, yang bisa memanja rencana kepentingan apa saja, ketika berada kota Balikpapan. Ya bisa dikatakan wajah Balikpapan, tak kalah-kalah amat dengan wajah kota Metroplitan di pulau Jawa sana.

Dan ketika masuk ke jantung kota Balikpapan, kita akan melintasi jalan utama yakni jalan Jendral Sudirman, yang menjadi etalase kota Balikpapan. Lantas penasaran kan? Apa saja yang kita bisa saksikan di etalase kota Balikpapan ini? Mangkanya kemari gih!

Namun,  ya samalah seperti kota-kota Metropolitan lainnya, jika pertumbuhan angka kendaraan pribadi dan juga menjamurnya pedagang kaki lima (PKL) selalu hadir pesat di pusat-pusat kota. 

Kedua hal tadi pastilah menyumbang masalah, salah satunya yakni kemacetan yang --memang- tak pernah akan berujung, dan terjadi dimana-mana kan?

Ah rasanya, -dahulu- jika melawati jalur Jenderal Sudirman Balikpapan kita akan merasakan kemacetan jua yang luaaar biasa, di jam-jam kerja. Rasanya mau marah-marah saja ketika menjalaninya!

Dan, tanpa disadari ya masalah kemacetan tadi pastilah akan menimbulkan masalah sosial yang sangat serius jua kan? Bila saja ada kendaraan yang bersenggolan, pasti lah akan memantik perselisihan antar pengendara. Dan hal itu sering kali terjadi, dan membuat sesama warga jadi gak akur.

Hal yang paling klasik dilakukan Pemerintah kota/daerah untuk meredam kemacetan adalah upaya penertiban pengendara kendaraan, dan juga penggusuran PKL yang menggangu kelancaran lalu lintas tadi.

Sekali lagi, aksi penertiban lewat segala peraturan Pemerintah pastilah akan berpotensi menjadikan masalah sosial warga lebih luas lagi. Terlebih hadirnya isu "pribumi" yang selalu --bisa- dijadikan tameng dari setiap aksi-reaksi penertibannya, dan kental akan bersangkut paut dengan hal-hal ekonomi.

Duh, ini akan menjadikan dilema Pemerintah, untuk bersikap adil dalam segala hal kan? Yang tak lain sebenarnya Pemerintah hanyalah ingin merapikan rencana pembangunan di masa mendatang. Ya dalam hal menyamankan semua pengguna jalan raya, yang menggunakannya dari masalah kemacetan tadi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline