Lihat ke Halaman Asli

Yanuaryo

tukang kerja pencari cuan dan pahala

Dingin di Antara Terik

Diperbarui: 19 September 2024   10:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

di dalam gedung,
udara tipis mengusap nadi---
dingin, tanpa ampun
membungkus pagi dengan jubah tenang.
jam-jam melayang,
tanpa suara---
aku, terjebak dalam
kesejukan buatan.

lalu langkah membawaku keluar,
ke dunia yang menyala;
mentari menggantung
di langit tinggi,
merapatkan panas pada setiap sudut
kulit dan nafas.

keringat, dulu asing, kini menyapa;
angin yang semula tenang,
kini kering,
menyulut jantung dengan desir tak sabar.
aku bernafas di bawah sengat siang
yang mengguncang.

terik yang memelukku erat---
memberi kisah
tentang api dan debu,
tentang hidup yang tak lagi diam
di dalam kenyamanan palsu.
di sini, di bawah langit terbuka,
aku menulis:
sebaris kata dari dua dunia,
antara sejuk yang mati,
dan panas yang menyala.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline