Lihat ke Halaman Asli

Yanti Sriyulianti

Berbagilah Maka Kamu Abadi

Dan Rere Pun Benar-Benar Sigap

Diperbarui: 9 September 2019   08:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanpa banyak perimbangan lagi, aku bergegas mengajak Rere dan Kang Syech pergi ke Mamasa. Mali, sopir yang juga pemilik Triton yang disewa koordinator Tim Sigap Palu membawa kami menyusuri trans Sulawesi yang membelah bukit-bukit pasir. Beberapa bagian jalan masih terputus. Mali perlu melakukan beberapa manuver untuk memastikan kami selamat.

Sudah larut malam ketika kami melewati jalan berbatu-batu itu.  "Saya pernah bekerja di wilayah ini, Bu. Insya Allah kita berada pada jalur yang benar,"ujar Rere sambil membuka pintu mobil. Rupanya keraguanku terbaca olehnya. Sebelumnya Kang Syech mengomel karena Rere terlihat agak ragu. Aku pun ikut turun. Hampir tak ada yang terlihat setelah lampu mobil dimatikan. 

Gempa berulang kali membuat penduduk Mamasa ketakutan kembali ke rumah masing-masing. Mereka mendirikan tenda di halaman depan rumah.

"Kak Linda bisa ajak ustadz Taufiq dan Anca ke Mamasa? Kita respon disana, yuk! Tim Sigap Palu  mulai fokus membangun kelas sementara untuk madrasah terdampak. Dahlan sudah cukup mandiri memimpin relawan lainnya melaksanakan kegiatan Gembira aktifkan Kelas Sementara Ramah Anak, "ujarku kepada Nurlinda Taco. Malam ini kami janjian bertemu di tempat penginapan dekat lokasi pengungsian. Kak Linda dari Takalar ke Mamasa bersama Lisa dan Ugi.

Sudah masuk waktu subuh.. Mobil putih bertuliskan Saya Perempuan Anti Korupsi terlihat parkir di depan penginapan. Aku dan Kang Syech turun mebawa ransel kami ke penginapan. Akmal dan Rere memutuskan tidur di mobil. 

"Gempa..gempa..gempa...Ayo keluar! Jangan lupa lindungi kepala, "ujarku. Kami baru saja mengeluarkan pakaian ganti saat gempa menerjang. Goyangannya tidak kencang, tapi kami tetap kunpul di depan penginapan. Setelah gempa berhenti  kami kembali ke kamar untuk mandi dan bersiap sarapan. Tentu saja selalu #SiapUntukSelamat.

"Kita bagi dua rombongan ya. Aku dan Kang Syech ke Posko BPBD Mamasa. Kak Linda dan Lisa sebaiknya menemui Bupati di kediaman beliau, "imbuhku  Kureguk teh manis hangat di teras. 

"Ayo bangun, Re!" Ujarku sambil memilah ragam bantuan logistik dan kit Gembira yang kami bawa dari Pos Kemenag KerLiP di Asrama Haji Kota Palu. 

Rere langsung terbangun. Ia bergegas mandi. Sementara itu, kulihat Mali sedang mengisap rokok ditemani secangkir kopi. Udara dingin Mamasa mulai terasa menusuk.

"Berapa jumlah kit yang akan dibawa hari ini, Bu?" Tanya ustadz Taufiq. Ia menurunkan barang-barang dari bagasi.

"Kita bawa 50 paket saja. Jangan lupa makanan kecil dan pustaka sahabat anaknya dibawa juga ya, "jawabku.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline