Lihat ke Halaman Asli

Yadi STP MM

Science Content Writer PT Algarosan Nusantara

Pandangan Konsep Karnus terhadap Hubungan antara Penyakit Gangguan Lambung dengan Munculnya Penyakit Degeneratif

Diperbarui: 4 Agustus 2022   09:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Konsep Karnus mempelajari tubuh manusia sesuai algoritma Sang Pencipta dan hubungannya dengan alam semesta. Sehingga identifikasi akar permasalahan dan solusi penanganan penyakit yang diambil selalu dikembalikan dan sejalan dengan algoritma tubuh, tidak bertentangan kecuali dalam kondisi yang memaksa dan hanya bersifat darurat, untuk sementara waktu saja.

Sebuah contoh fenomena menarik yang ditemukan di antara pasien penyakit degeneratif dan sel abnormal adalah bahwa pasien penyakit tersebut umumnya memiliki organ lambung yang bermasalah. Pada pemahaman medis saat ini, tidak ditemukan hubungan yang erat antara gangguan lambung dengan penyakit degeneratif dan sel abnormal. Bagaimana Konsep Karnus menjawab fenomena tersebut?

Konsep Karnus senantiasa mengembalikan permasalahan tubuh manusia sesuai dengan algoritma-Nya. Setelah mempelajari algoritma tubuh dan ilmu dasar lainnya, Konsep Karnus justru menemukan jawaban yang sebaliknya yaitu bahwa penyakit gangguan lambung sangat berkaitan dalam proses timbulnya penyakit degeneratif dan sel abnormal. 

Konsep Karnus dengan yakin menyatakan bahwa gangguan lambung adalah salah satu penyebab utama timbulnya penyakit degeneratif dan sel abnormal. Mengapa Hal Itu Bisa Terjadi dan Bagaimana Penjelasannya?

Penyakit gangguan lambung adalah suatu kondisi dimana organ lambung mengalami gangguan, bisa bersifat ringan atau berat. Sakit lambung ringan apabila di bagian dinding lambung mengalami luka atau iritasi, sedangkan sakit lambung berat jika terjadi sel abnormal (kanker) pada lambung atau klep di saluran esofagus terganggu sehingga cairan asam lambung dapat naik ke atas (penyakit GERD). 

Pada sakit lambung ringan, gejala yang sering terjadi adalah lambung terasa perih karena dinding lambung yang luka terkena cairan asam lambung. Penanganan yang umum dilakukan adalah dengan metode penetralan pH asam lambung dengan antasida. pH asam lambung yang netral akan membuat lambung tidak perih dan terasa nyaman. 

Sedangkan pada kasus sakit gangguan lambung berat, penanganan yang dilakukan adalah memberikan proton pump inhibitor yang berfungsi menghentikan keluarnya asam lambung dari epitel lambung, sehingga praktis lambung tidak terasa nyeri.

Algoritma tubuh manusia menetapkan bahwa asam lambung yang ada dalam organ lambung adalah bersifat alamiah dan merupakan asam kuat (HCl) dengan pH 1-2, serta diciptakan untuk mempunyai fungsi yang sangat penting yaitu untuk memecahkan makanan yang kita konsumsi dalam bentuk polimer menjadi monomer yang nantinya menjadi nutrisi bagi seluruh sel tubuh kita. 

Penanganan gangguan lambung dengan cara menetralkan dan menghentikan keluarnya asam lambung tentu saja bertentangan dengan algoritma tubuh yang disematkan oleh Sang Pencipta, dan tentunya akan berakibat fatal bagi tubuh. Apakah cara penanganan tersebut akan menyembuhkan gangguan lambung?

Tentu saja tidak, karena hanya bersifat simptomatik yaitu menghilangkan rasa nyeri saja dan akan selalu kambuh lagi serta jika dilakukan terus menerus akan memberikan efek yang semakin fatal.

Cairan asam lambung yang sering dinetralkan atau dihentikan akan menyebabkan proses pemecahan makanan menjadi nutrisi sel tidak berjalan sempurna, sehingga nutrisi banyak terbuang sebagai feces dan nutrisi untuk sel menjadi tidak tercukupi. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline