Lihat ke Halaman Asli

Syarif Dhanurendra

www.caksyarif.my.id

Cerpen | Terbangun

Diperbarui: 17 Juli 2019   16:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

medcom.id

Hari sudah gelap. Aku duduk di tepi pantai. Melihat dan mendengar deburan ombak yang selalu unik menurutku. Rasanya, sudah bertahun-tahun aku duduk di tepi pantai ini, tanpa dihampiri rasa lapar, haus, dan rasa apa pun. Semua hambar dan membingungkan. 

Namun, tiba-tiba suatu rasa itu datang. Aku melihat ombak laut setinggi 20 meter di depan mataku. Tubuhku kaku. Mulutku bisu. Tangan dan kakiku menolak untuk bergerak. Ombak itu pun menerjang tubuhku. Dan akhirku aku terbangun.

Ku lihat di sekelilingku adalah ruang gelap. Hanya ada satu sumber cahaya. Ku datangi cahaya itu, dan saat itu aku sadar: aku ada dalam sebuah gua.

Pertama setelah melihat ke luar gua, aku berusaha mengumpulkan kesadaranku sepenuhnya. Seingatku, namaku adalah Son. Hanya itu satu-satunya nama yang kuingat. Aku tidak tahu nama orangtuaku, teman-temanku, kerabat, dan siapa pun.

Aku juga lupa usiaku. Peristiwa terakhir yang ku ingat adalah saat aku diasuh seorang perempuan dan diajak seseorang untuk berburu. Kemudian, aku diajak ke dalam hutan dan dimasukkan ke dalam gua. Setelah itu, aku tidak ingat lagi. (bersambung...)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline