Lihat ke Halaman Asli

Stevan Manihuruk

TERVERIFIKASI

ASN

Membaca Safari Politik "Maraton" ala Sandiaga Uno

Diperbarui: 17 September 2018   03:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (Foto: Kompas.com/Kahfi Dirga Cahya)

Saat menghadapi kontestasi politik Pilkada DKI Jakarta, Sandiaga Uno sering memamerkan kegemarannya melakukan olahraga lari maraton. Hobinya itu pun masih terus dilakukan ketika sudah resmi terpilih menjabat sebagai Wagub DKI Jakarta. 

Selain lari maraton, Sandiaga pun gemar melakukan olahraga lain misalnya senam dan renang. Bicara olahraga renang, tentu kita ingat Sandiaga bahkan pernah menantang Menteri KKP, Susi Pudjiastuti untuk adu renang di Danau Sunter. 

Kegemaran Sandiaga berolahraga khususnya lari maraton ternyata terlihat pula dari aktivitasnya di dunia politik, secara khusus menjelang kontestasi politik Pilpres 2019. Sandiaga merupakan Cawapres Prabowo Subianto. 

Ketika Prabowo sibuk dengan agenda-agenda konsolidasi politiknya bertemu tokoh-tokoh yang dianggap memiliki basis massa, teranyar dengan GNPF MUI, Sandiaga justru tak ikut mendampingi karena ia sibuk dengan agendanya sendiri. 

Ya, Sandiaga punya agenda "lari maraton" bertajuk safari politik. Saban hari, Sandiaga terus mengunjungi daerah-daerah di tanah air dan melakukan banyak aktivitas disana. Dalam waktu berdekatan, Sandiaga sudah mengunjungi Bandung, Yogyakarta, Bali, Riau dan Medan. 

Sandiaga jelas punya misi ketika melakukan safari politik secara maraton. Mau tak mau, Sandiaga memang harus lebih rajin turun ke daerah-daerah demi meningkatkan popularitas dan elektabilitasnya di kalangan pemilih. 

Berbeda dengan Prabowo Subianto yang sudah dikenal secara meluas kiprah politiknya di tingkat nasional, nama Sandiaga memang bisa dikatakan masih baru malang melintang di kancah politik nasional. 

Ibarat sambil menyelam minum air, safari politik yang dilakukan Sandiaga ke daerah-daerah selain untuk memperkenalkan diri juga sambil "menyerang" pemerintah. Kondisi teraktual mengenai pelemahan nilai tukar rupiah dikaitkan dengan perekonomian masyarakat, menjadi "bahan gorengan" Sandiaga di daerah-daerah.

Dari kota Pekanbaru, Sandiaga memperkenalkan ibu Lia dan uang seratus ribunya, yang sempat menjadi pro dan kontra di ruang publik. 

Dari kota Medan, Sandiaga mempopulerkan ibu Isni dan Ibu Epi, hasil kunjungan ke pasar Lima Marelan, Medan. Ibu Isni berharap agar kebutuhan sandang dan pangan turun. Sementara Ibu Epi yang merupakan pedagang pakaian dalam mengeluhkan turunnya penjualan pakaian dalam dalam sepekan terakhir. 

Sandiaga kunjungi pasar Marelan, Medan (Foto: medanbisnisdaily.com)

Sandiaga terkesan pandai mendramatisir kondisi kesulitan ekonomi yang dihadapi masyarakat saat ini sebagai akibat dari pelemahan nilai rupiah. Sampai-sampai, sebelumnya sudah muncul pernyataan bahwa akibat harga-harga kebutuhan pokok yang terus naik, tempe pun sudah menjadi setipis kartu ATM. 
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline