Lihat ke Halaman Asli

Didik Fitrianto

Mencintai Laut, Lumpur dan Hujan

Kapribaden Presiden Jokowi

Diperbarui: 26 Maret 2019   09:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Instagram Jokowi

Penghinaan, fitnah, dan hoaks yang terus menyerang Jokowi, baik sebagai presiden maupun pribadi, hanya akan dianggap angin lalu oleh Jokowi. 

Sebagai orang yang dianugerahi 'kedalaman hati', Jokowi sangat memahami orang-orang yang menghina, memfitnah, dan menyebarkan hoaks tentang dirinya hanyalah orang-orang yang masih diperbudak hidupnya sendiri. Laku hidup mereka menjadi rusak, baik ucapan, kepribadian, dan sikapnya. Yang ada pada diri mereka hanyalah kebencian, iri hati, dan dendam.

Kesabaran Jokowi dalam menghadapi semua hinaan dan fitnah, bagi orang biasa, akan dianggap tidak masuk akal. Bayangkan, mulai dari sebutan plonga-plongo, dungu, pembohong, anak keturunan PKI, sampai dengan tuduhan ibu kandungnya palsu, ia hadapi hanya dengan senyuman.

Dengan orang yang dulu ia percaya untuk membantunya dan sekarang berbalik menjadi lawan politik dan mengolok-olok kebijakannya, sikapnya pun sama: ia hadapi dengan senyuman. 

Tidak sekali pun ia berkomentar apalagi membalasnya. Sebagai mantan atasan, tentu Jokowi mempunyai amunisi untuk menelanjangi mantan anak buahnya, tapi tidak ia lakukan.

Laku Kapribaden

Kehadiran Jokowi dalam kancah politik nasional telah mengubah peta kekuasaan di Indonesia. Ini sangat merugikan para politisi yang mengandalkan keturunan, pengusaha kotor, dan juga birokrat korup.

Bagi mereka, Jokowi adalah bencana. Mereka tidak terima 'wong ndeso' tanpa nazab pemimpin, bukan anak jenderal, dan bukan pula pengusaha kaya raya tetapi bisa menjadi Presiden Indonesia.

Menjadi walikota dua periode, kemudian menjadi Gubernur DKI Jakarta, dan sekarang Presiden RI tentu bukan kemunculan yang tiba-tiba. Jokowi telah melawati dua perjalanan panjang ini: proses politik dan spiritual.

Hanya saja, selama ini masyarakat lebih melihat proses politiknya. Perjalanan spiritualnya diabaikan.

Sebagai orang yang lahir dan besar dalam tradisi Jawa yang kuat, spiritualitas Jokowi sudah dibentuk sejak kecil. Salah satunya dengan menjalani lelaku prihatin. Lelaku inilah yang membentuk karakter, perilaku keseharian, dan sikap batin Jokowi dalam mengendalikan nafsu keduniawian. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline