Lihat ke Halaman Asli

Asti Nugroho

Belajar Terus

Galau Akademik? No Way!

Diperbarui: 25 Juni 2015   00:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan berikut diambil dari blog pribadi saya. Atas dasar keresahan dan keluhan banyak teman, terciptalah opini tertulis ini. Semoga berkenan. http://ontajinak.blogspot.com/



Saat ini saya bukanlah mahasiswa baru yang kebingungan akan urusan akademis, bagaimana kuliah itu atau seperti apa sistem ujian dan penilaiannya. Namun, keheranan terhadap perubahan kurikulum di tiap semesternya benar-benar membawa sensasi lain yang ternyata masih sama, bingung. Mata kuliah bervariasi, dari mulai yang ada di bawah kendali jurusan, fakultas, sampai universitas. Pergantian nama dan penambahan serta pengurangan mata kuliah adalah kegiatan lain yang terus berjalan selama kurang lebih hampir tiga semester saya berkelut sebagai mahasiswi. Entah apa visi utama dari segala gubahan itu. Ritme satu angkatan ke angkatan yang lain memiliki perbedaan dalam hal bekal mata kuliah yang diambil, ini semua dikarenakan segala revisi kurikulum yang sungguh memusingkan.

Ada mata kuliah yang berstatus wajib universitas dan secara otomatis harus diambil oleh kami.Namun, itupun masih mengundang tanya. Tahun ini Universitas mengambil kebijakan anyar bahwa kami wajib mengambil mata kuliah Bahasa Indonesia. Di lain pihak semester lalu kami telah mengambil mata kuliah dengan inti yang sebenarnya sama yakni Komposisi dan Menulis Kreatif-mata kuliah ini berstatus wajib jurusan. Kami khawatir, jika dua mata kuliah tersebut sama maka keduanya ada dalam satu SKS dan bukan termasuk SKS yang berbeda. Jika kepastian tidak kunjung kami dapat sampai masa revisi KRS (Kartu Rencana Studi) berakhir, tentu bukan kepalang paniknya. Akan tetapi sebagai mahasiswa yang cerdas, kami "berusaha" tenang.

Kepusingan ini membuat kami semua harus menghadap ke pihak jurusan dan menanyakan apa yang harus diperbuat. Mereka mengatakan bahwa akan ada pengajuan surat terkait hal ini dan mohon menunggu sampai satu minggu. Satu minggu? Waktu yang lama, mengingat minggu tersebut adalah jadwal untuk revisi KRS. Selama daftar mata kuliah belum fix, ketidakpastian akan terus menjadi bayang-bayang yang menyulitkan proses pengambilan keputusan ketika masa revisi tiba, apakah akan di- drop atau lanjut.

Memang berat menjadi mahasiswa jika tidak memiliki kepahaman dan kemandirian tangguh.Saya rasa cerita di atas adalah kenyataan berharga lainnya dari hanya sekedar belajar di dalam kelas. Pengalaman ini akan menjadi satu motivasi dan juga penyadaran bagi kita semua, bahwa dunia luar lebih kejam dari sekedar urusan akademik perkuliahan. Semoga bermanfaat, selamat berproses, dan salam sukses kawanku sekalian.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline