Lihat ke Halaman Asli

Ina Tanaya

TERVERIFIKASI

Ex Banker

Warisan Terbaik Apa untuk Anakmu?

Diperbarui: 23 November 2022   23:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (Photo by Ketut Subiyanto from Pexels)

Ada petuah dari orangtua yang sering kita dengar, "Aku tidak mewariskan uang kepada anakku, tetapi aku mewariskan pengetahuan dan akhlak untuk masa depan anak."

Apakah warisan pengetahuan itu relevan saat ini?

Meskipun filosofi tentang warisan dari orang tua itu datangnya sejak zaman kuno, boleh dibilang sejak orangtua saya dan nenek saya, tapi hal itu masih relevan banget di zaman digital ini. Kenapa masih relevan? 

Di saat yang sulit saat ini ketika mendapatkan pekerjaan juga sulit, kompetisi makin tinggi, semuanya hanya diukur dari apa yang kita miliki. Apa yang kita miliki dalam hal pengetahuan, soft skill dan hard skill.  

Jadi apabila orang tua itu memberikan kesempatan kepada anak-anaknya dengan mengurbankan uang atau semua harta yang dimilikinya untuk belajar baik di perguruan tinggi atau akademi, gunakan kesempatan yang sangat berharga itu.

Mengapa warisan pengetahuan jauh berharga ketimbang warisan uang?

Terlalu banyak cerita tentang warisan uang yang membuat keretakan keluarga besar atau keluarga inti. Apalagi ketika ayah atau ibunya meninggal, anak-anak seringkali menanggap bahwa harta ayah atau ibu yang meninggal itu harus segera dibagikan.

Padahal secara hukum waris, hal itu belum boleh dilakukan karena masih ada pasangan yang hidup yang masih berhak atas harta pasangan yang meninggal.

Demikian juga ketika anak itu memaksakan kehendak orang tua yang masih hidup untuk menjual harta orang tua yang meninggal, maka harta itu harus dibagikan sesuai waris. Sayangnya, ada banyak peristiwa yang menyedihkan ketika ada surat hibah atau wasiat yang telah dibuat oleh ayah atau ibunya tidak adil menurut anak-anaknya yang seorang mendapatkan lebih besar dari yang lainnya. 

Terjadilah pertengkaran, percekcokan dan kadang terjadilah hal-hal yang tak diinginkan seperti saling bunuh membunuh.

Mirisnya ketika warisan harta itu sudah dibagikan sesuai dengan hak waris, dana atau uang warisan itu begitu cepatnya ludes.   

Orang bijak mengatakan bahwa uang yang diterima dari hasil jernih payah orang lain, bisanya mudah dilepaskan atau digunakan untuk keperluan yang tidak primair.  

Contohnya baru dapat warisan segera membeli mobil baru atau jalan-jalan ke luar negeri. Begitu mobil baru tiba-tiba lupa asuransi dan tanpa disangka mendapat kecelakaan, biayanya sangat besar dan tidak mampu memperbaiknya.   

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline