Lihat ke Halaman Asli

Ina Tanaya

TERVERIFIKASI

Ex Banker

Juru Damai Perang, Bapak Jokowi Datang: Apakah Krisis Energi Negara-Negara Eropa Barat Berakhir?

Diperbarui: 30 Juni 2022   18:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Reuters/Paul Hackett/FilePhoto

Ditengah berkecamuknya perang antara Rusia dan Ukraina, Indonesia sebagai negara non-blok ingin menjadi juru damai.  Tanpa berpihak kepada salah satu negara yang sedang perang. 

Tujuan Pak Jokowi datang ke Ukraina dan Rusia adalah agar mereka mau menghentikan perang, paling tidak genjatan senjata. Pak Jokowi menyadari sekali akibat perang kedua negara bagi Indonesia krisis pangan dengan kenaikan harganya sangat terasa sekali.

Kedua negara adalah pengekspor gandum terbesar bagi Indonesia. Relasi hubungan Indonesia dengan Rusia sangat baik atau bersahabat. Investasi Rusia di Indonesia sejak tahun 2021  sejumlah USD 23,2 juta. Investasi ini termasuk kecill dibandingkan dengan lawan Rusia , Singapore, HongKong, Tiongkok, Amerika Serikat dan Jepang , total invesasinya melampaui USD 2 miliar.

Apakah misi perdamaian Bapak Jokowi akan berhasil?  Sulit diprediksi.  Umumnya negara yang menawarkan perdamaian, akan memberikan bantuan kepada negara yang sedang perang. Indonesia tak mampu berikan bantuan dana maupun senjata. Jadi kita tidak bisa memaksa mereka untuk berhenti perang.   Semoga hanya berikan semangat perdamaian dapat menjadikan kedua negara mengadakan genjatan senjata.

Krisis Energi di Eropa Barat

Selayaknya tidak ada perang.  Perang membuat semua pihak merasa dirugikan, bahkan warga kedua pihak akan merana, merasakan banyak kehilangan baik harta benda, atau orang yang dicintai.

Bukan hanya orang yang dicintai saja, ternyata perang juga merugikan pihak ketiga.

Ketika Rusia mulai menyerang Ukraina,  negara-negara Eropa yang merupakan mitra NATO mulai menyatakan sanksi kepada Rusia.  Sanksi yang dikeluarkan oleh UE (United European) itu adalah, mereka akan menghentikan 2/3 pembelian energi ke Rusia  pada akhir tahun 2022 dan menutup seluruh impor gas ke RUsia pada tahun 2027.

Blokade UE terhadap batubara Rusia akan dimulai bulan Agustus 2022 dan sebagian besar minya Rusia  enam bulan ke depan.  Usaha ini untuk mengurangi pendapatan Rusia yang didapatkan dari ekspor energi sebesar 850 juta dollar per hari.

Ancaman itu ternyata jadi boomerang bagi negara UE. Rusia tak gentar dengan ancaman. Justru sebaliknya Rusia sebagai salah satu produsen energi terbesar di dunia setelah Arab Saudi punya strategi jitu.  Apalagi,  Rusia sebagai pemasok energi terbesar di Eropa Barat. 

Rusia bergerak lebih cepat dari apa yang diprediksi oleh UE.   Raksasa energi Rusia yang dikenal dengan nama Gazprom,  pekan lalu sudah   mengurangi  pasokan gas ke lima negara Eropa  dari 60% menjadi 30%.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline