Perempuan Tangguh sering didefinisikan sebagai perempuan "superhero" yang mampu menjalankan semua kesulitan hidup tanpa bantuan orang lain.
Apakah benar ada seorang perempuan "super powerful" itu menjalankan semua serba bisa dan melakukan semua tugasnya sendiri?
Tidak ada perempuan tangguh dalam definisi di atas , tak ada seorang pun yang mampu menjalankan tugas, pekerjaan kantor maupun rumah tangga tanpa bantuan dan kerja sama orang lain.
Layaknya seorang perempuan memiliki kelemahan dan kekuataan.
Ketangguhan yang dimaksudkan adalah ia mampu membuktikan bahwa ditengah kelemahannya sebagai perempuan, ia mampu menunjukkan jiwa kemanusiaan yang tinggi, memperjuangkan hidup sesama terutama perempuan yang masih dibawah garis kemiskinan, diskriminasi dalam akses pendidikan dan kesehatan.
Adalah seorang perempuan bernama ,Ika Dewi Maharani, satu-satunya sukarelawan perempuan Gugus Tugas Percepatan di bawah naungan Relawan Gusus Tugas Perepatan Penanganan Covid 19, terpaksa harus jadi supir ambulans Covid 19.
Angka covid-19 di Jakarta bukannya membaik, tetapi meningkat tanpa bisa dikendalikan. Pemerintah daerah, Pusat gundah karena fenomena yang tidak baik ini.
Tempat penampungan segea disiaipkan yaitu di Wisma Atlet yang dapat menampung cukup besar daya tampungnya.
Tapi bagaimana dengan tenaga nakes yang terbatas jumlahnya? Walaupun mereka sudah bekerja semaksimal mungkin, shift dengan sangat ketat, tetap diperlukan tenaga sukarelawan.
Rekrut sukarelawan pun segera dilakukan tanpa bisa menunggu waktu. Virus Covid bagaikan memburu waktu untuk penangan yang cepat dan tepat.
Begitulah seorang perempuan Ika Dewi Maharani, atau sering dipanggil Ika, tanpa ragu-ragu, ikut mendaftarkan dirinya untuk jadi sukarelawan. Perempuan kelahiran Maluku Utara ini berkuliah di Surabaya, tinggal di Mess yang disediakan oleh BNPB dan bertugas di rumah sakit Universitas Indonesia. Dia tergabung dalam sebuah asosiasi profesi perawat Himpunan Perawat Gawat Darurat dan Bencana Indonesia (HIPGABI).