Lihat ke Halaman Asli

ARB- Sakitnya Tuh Disini

Diperbarui: 17 Juni 2015   16:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kekuasaan itu memabukkan. Itulah yang sedang dipertontonkan 0leh ARB beserta antek-anteknya di Munas Golkar yang sedang berlangsung di Bali. Demi keinginan berkuasa ARB rela meninggalkan rekan-rekan seperjuangannya dan meninggalkan sejarah kepada generasi muda bangsa ini  bahwa sakit hati itu bisa membuat orang lupa akan hati nurani dan kemajuan sebuah bangsa.

Statement diatas merupakan sejarah panjang dari Pemilu Presiden yang telah berlalu, kita masih sama mengingat betapa tidak adanya harga jual seorang ARB dimata Calon Presiden  dan Wakil Presiden saat itu, bagaimana Mahfud MD menolak dan tidak bersedia untuk mendampingi ARB maju sebagai Calon Presiden sehingga ARB tidak memperoleh dukungan pasangan dari Calon Wakil Presiden lainnya.

Setelah gagal mencari pasangan Calon Wakil Presiden, ARB menurunkan nilainya menjadi Calon Wakil Presiden,  bahkan Sahabatnya sendiri saat ini yaitu Prabowo Subianto pun menolak dan tidak bersedia bersanding dengan ARB untuk menjadi Calon Presiden dan Wakil Presiden saat itu.

Apa yang dilakukan oleh ARB saat ini adalah tetap mempertahan panggung politiknya agar tidak dilupakan zaman, karena apabila tidak terpilih maka ARB akan hilang dari peredaran politik Indonesia.

Dari bocoran rekaman Nurdin Halid jelas masyarakat dapat melihat tujuan dan keinginan yang direncanakan oleh ARB untuk tetap menduduki Ketua Golkar sehingga dapat membawa koalisi Merah Putih untuk membalaskan dendam dan sakit hatinya serta rekan-rekan sesama Pasukan Sakit Hati dengan menguasai DPR sehingga dapat mengganjal rencana kerja Presiden Jokowi dan Kabinetnya.

Yang mengusik Penulis dengan semua sepak terjang ARB ini adalah keinginan untuk mengukuhkan Koalisi Merah Putih ini sampai keseluruh daerah di  Indonesia. Rencana ini sungguh sangat disayangkan mengingat bahwa semangat ini merusak apa yang telah dipikirkan dan diletakkan oleh Pendiri Bangsa ini dengan Pancasila pada sila Ketiga yaitu Persatuan Indonesia.

Kita tidak ingin bangsa ini terpecah dua, dan itu masih terus berlangsung di Sosial Media hingga sat ini. Kita ingin bangsa ini bersatu dan membangun bersama untuk kemajuan Indonesia dari Sabang sampai Marauke. Cukuplah pertentangan dan ketidak sepahaman dilakukan penyelesaianya melalui Musyawarah dan Mufakat.

Akhirnya Penulis berharap marilah kita masyarakat Indonesia ini menjaga Bangsa ini agar tidak terpecah belah oleh karena sakit hati orang perorang yang dapat menyebabkan kemunduran Bangsa. Marilah kritis menyikapi sepak terjang Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat agar berjalan dijalur kebenaran dan untuk tujuan maemakmurkan rakyat Indonesia.

Untuk ARB, Cukupkanlah Sakit Hatinya itu. Agar kami dapat mengenang Anda sebagai Tokoh yang memajukan Bangsa bukan Tokoh yang membawa kehancuran bagi rakyat Indonesia.

Salam Damai untuk rakyat Indonesia.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline