Lihat ke Halaman Asli

Saatnya yang Memilih Presiden RI ke-7 Kita Sserahkan Tuhan

Diperbarui: 24 Juni 2015   06:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Gejolak politik yang terjadi di negeri ini bukanlah gejolak biasa. Gejolak ini sudah pada dimensi yang luar biasa, akut dan parah. karena hampir semua sendi kehidupan terpengaruh. Politik yang pada mulanya merupakan disiplin ilmu yang mandiri. Dimana nilai positif ilmu diantaranya mengajarkan kepada kebaikan-kebaikan dalam rangka untuk mewujudkan tujuan mulia manusia, namun pada akhirnya politik digunakan sebagai senjata yang ampuh untuk mempertahankan eksistensi diri baik pribadi maupun kelompok tanpa memperdulikan norma-norma pakem dan batasan wajar dalam masyarakat. Maka Politik merupakan alat yang biasa digunakan untuk melumpuhkan, memperdaya dan kalau perlu memperkosa hak asasi lawan.

Pasca kemerdekaan 1945 banyak sekali kejadian-kejadian yang menyertai perjalanan bangsa ini. Mulai dari pemberontakan, ribut-ribut parlemen, pemakzulan presiden sampai dengan dibakarnya orang hidup-hidup tanpa disertai pembuktian yang lazim.

Alhasil, rakyat menjadi terbiasa dengan tontonan yang tidak semestinya. Bahkan diberbagai daerahpun banyak anak kecil sudah hafal dengan fasih lagu cucak rowo. Sesuatu yang tidak sepantasnya.

Berapa lama bangsa ini merdeka ? berapa lama para pemimpin memimpin bangsa ini ? apa yang telah mereka hasilkan ?

Kenapa selalu masih ada orang tertindas ? mengapa masih banyak orang kelaparan ? padahal di banyak gudang bulog tersimpan berton-ton bahan kebutuhan pokok. Kenapa negara ini tidak berpihak kepada yang lemah ? berapa banyak hak rakyat yang dicurangi ? bukankah gelandangan, anak yatim, janda miskin, para pelacur karena sesuap nasi adalah saudara kita juga dan memiliki hak yang sama atas kekayaan negara.

Kenapa yang diuntungkan hanya golongan tertentu saja. Kenapa rakyat kecil tidak pernah dapat akses yang semestinya ? apakah karena pakaian kumal dan sandal jepit sehingga harus dipandang sebelah mata ?

Ajukanlah nama saudaramu, nama temanmu bahkan kalau perlu tokoh idolamu untuk memimpin negeri yang carut marut ini. Yakinlah, bahwa siapapun yang akan kau ajukan untuk memimpin bangsa ini walaupun elektabilitasnya kau naikkan, yakinlah bahwa nasib bangsa ini akan tetap sama, menuju kehancuran.

Sudah saatnya kita hilangkan ego, kita kesampingkan semangat dukung mendukung calon. Mohonlah petunjuk yang kuasa. Pasrahkan segalanya pada yang diatas. Insyaallah Tuhan bersama kita.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline