Lihat ke Halaman Asli

Bacotan Tentang Pacar

Diperbarui: 25 Juni 2015   04:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi gue, memilih pasangan itu ibarat memilih sebuah baju ketika kalian sedang berada dipusat perbelanjaan. Harus bener-bener teliti, diperhatikan betul bahannya, ukurannya, sampai sampai harganya. Dengan naluri dan insting kita, pasti kita akan bener-bener tahu kira-kira yang mana yang bagus dan layak untuk dikenakan dan dipamerkan dengan kerabat dan sanak keluarga. Begitu pun masalah memilih pasangan. Gue adalah tipe cowok yang alot dalam memilih pasangan. Dan gue termaksud tipe pria yang banyak milih.(meskipun gue tau kalo pilihan itu nggak ada yang nyangkut akibat nggak ada nya respon dari pihak cewek) Dalam hidup, gue baru 4 kali pacaran. Dan semua sukses berakhir dengan nista nya. Berbekal kegagalan dalam merajut hubungan itulah, gue sadar kalo pendamping atau pacar itu bukan sekedar teman bersama di setiap waktu. Bagi gue, memilih pacar itu ibarat memilih istri. gue selalu membayangkan ketika gue punya pacar, itulah calon istri gue, itulah calon ibu dari anak-anak gue, itulah kartini didalam rumah tangga ini, itu lah sosok wanita yang bakal terbangun dimalam hari ketika mendengar anak kami menangis dimalam hari. Dan itulah gue belum nemu siapa yang bakal menjadi sosok itu.

Di sisi lain, banyak juga orang yang menganggap bahwa sosok pacar sebagai sesuatu yang bisa di banggakan. Satu dialog yang sering gue denger, ‘ aduh sorry yah gue duluan, mau jemput pacar dulu.’

atau malah ‘besok pacar gue ulang tahun loh, kira-kira mau dikasih kado apa yah.’

sumpah ini tuh freak banget. Harus gitu yang menyebutkan kata ‘pacar’ di antara tuna asmara kaya gue. Kan bisa diganti dengan kata lain yang lebih bisa menghargai perasaan orang lain. Missal.

‘aduh sorry ya, gue mau jemput ‘temen dekat’ gue dulu.’

kan lebih enak kedengerannya, dan kalau pun masih ada yang masih tersinggung, bisa diganti dengan yang lebih manusiawi. Semisal.

‘aduh sorry yah, gue mau jemput PEMBOKAT gue dulu.’

dijamin besoknya putus.

Berbicara masalah putus, Gue pernah diputusin sama…ehmmm. pacar (kenapa?nggak percaya kalo gue pernah punya pacar?)

tempat eksekusinya (baca: tempat pemutusan) itu di tempat kerjaan gue yang lama. Waktu itu malam malam dia datang menghampiri gue yang lagi asik kerja. Gue yang nggak tau sama sekali niat dia yang sesungguh nya buat mutusin, gue Cuma berfikir ‘gila, inilah cewek idaman. Datang ketika gue legi kerja. Ini semacam penyemangat dalam bekerja.’

namun takdir berkata lain, dia mutusin gue dengan kejinya. Dan ketika gue Tanya alasan nya kenapa, dia Cuma bilang, ‘kamu terlalu baik buat aku.’

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline