Lihat ke Halaman Asli

Mustaqim Latu

@mustaqimlatu

"Sexy Killers" Sebuah Investigasi

Diperbarui: 16 April 2019   07:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah hampir satu jam setengah tertahan, air mata saya akhirnya jatuh. Adalah Nyoman Darman,  penduduk Desa Negara, Bali. Pada tahun 1980 ia mengikuti program transmigrasi untuk berpindah ke  Desa Kerta Buana, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Sepuluh tahun pertama segalanya berjalan sesuai rencana. 

Sawah mulai digarap, tanah-tanah digemburkan dan panen telah memberikan hasil. Cerita manis tentang mereka yang berhasil di tanah transmigrasi bukan lagi menjadi khayalan. Setidaknya itu yang ia rasakan, untuk sementara. Ya, sementara.

Hingga akhirnya awan kegelapan itu pun muncul. Pemerintah mengeluarkan izin  bagi perusahaan batubara untuk melakukan eksploitasi di Desa Kerta Buana. 

Awan gelap pecah menjadi hujan masalah. Kehadiran perusahaan batubara tidak hanya memutus aliran air bagi keperluan sehari-hari dan pertanian, namun turut berdampak pada rusaknya ekosistem desa. Bukan tidak ada perlawanan. 

Nyoman suatu ketika pernah menghadang alat berat yang sedang melakukan kegiatan eksploitasi. Usaha tersebut berakhir dengan diseretnya ia ke dalam jeruji besi. 

Nyoman harus mendekam di penjara selama 3 bulan dengan tuduhan menghalangi operasional perusahaan. Kejadian tersebut menjadi satu-satunya cerita pahlawan di desa. 

Masyarakat menjadi takut untuk protes. Tidak ada yang mampu melindungi desa dari pengrusakan. Aktifitas perusahaan batubara semakin menggeliat. 

Tanah-tanah digali lebih dalam, sedalam pedih yang hanya bisa ditahan. Dalam waktu singkat wajah Desa pun berubah menjadi lubang-lubang menganga. Seperti menganganya mulut para elit yang tidak pernah tertutup puas menikmati rupiah demi rupiah dari hasil pemerkosaan terhadap alam. 

Cerita tentang Nyoman dapat Saudara temukan dalam pembuka film investigasi berjudul Sexy Killers yang disutradarai oleh Dandhi Dwi Laksono. 

Dandhy merupakan jurnalis senior yang disegani. Dia dikenal sebagai wartawan, aktivis, sekaligus pendiri rumah produksi film dokumenter WatchDoc. Saya sendiri begitu penasaran dengan film yang menelanjangi betul oligarki elit dalam eksploitasi batubara tersebut. 

Memang beberapa minggu yang lalu kabar nonton bareng Sexy Killers ramai berkeliaran di beranda, diantaranya diakukan oleh LSM dan mahasiswa di kampus. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline