Lihat ke Halaman Asli

Wuri Handoko

TERVERIFIKASI

Peneliti dan Penikmat Kopi

Puisi: Malam

Diperbarui: 16 Juni 2021   00:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Puisi: Malam. Sumber: bola.com

Aku adalah malam yang mencari purnama, diantara lembah, telaga dan belantara sunyi, juga langit yang tenang dan lengang, tentu saja.

Di punggung bukit yang menyimpan misteri,tentang cinta dan luka dari sebuah perjalanan yang disembunyikan jejaknya. 

Ketika kutemukan purnama, sesaat lalu tenggelam bersama awan mendung yang menyimpan cerita masa lalu yang tertinggal. 

Aku adalah penantian yang tak kunjung diputuskan oleh waktu, juga dilupakan rindu, yang sudah menggunung tanpa kata.

Seperti malam yang tak disambut senja, juga tanpa melepas petang di tepi cakrawala. 

Dan pula tak ingin menjemput pagi. Malam, seperti kehadiran yang tak dinanti, lalu dilupakan. Menggantung. 

Aku adalah malam yang terlalu cepat datang, seperti seorang yang berlari terburu-buru dan lupa kemana hendak pergi. 

Malam, adalah tentang aku dan segala hal yang membingungkan. Apakah kamu menyadari? 

Aku adalah malam yang membisikkan rindu pada embun. Lalu membisikkan pula rindu pada kabut menjelang pagi yang lembut.

Namun, aku juga malam yang menyembunyikan ricik hujan dan desir angin pada ranting pohon dan ilalang. 

Aku adalah malam tanpa jejak, namun juga menitip pesan pada sunyi, agar semua  terbaca oleh musim. 

Aku adalah malam penuh rahasia dan misteri,  menyembunyikan tentang semua hal yang sunyi. 

Mas Han

Manado, 15 Juni 2021




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline