Lihat ke Halaman Asli

Wuri Handoko

TERVERIFIKASI

Peneliti dan Penikmat Kopi

Kunang-kunang di Pelataran

Diperbarui: 27 September 2020   21:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: https://travel.tribunnews.com/

Kunang-kunang di pelataran. Mereka tidak terbang
Tapi tertanam. Lihatlah, mereka keluar dari dalam tanah.
Bukan karena mereka ingin. Tapi karena mendengar jeritan
Merintih diatas tanah suburnya, pada kaki-kakinya yang kering

Kunang-kunang tersibak dalam impian. Di atas harapan
yang tak tahu kapan datang. Kunang-kunang berserakan
digerus buldozer yang membongkar. Hingga bermil-mil
dalamya. Lalu diangkut ke laut tanpa perasaan

Kunang-kunang di lautan. Dibawa kapal ke negeri orang
Ah, di negeri tujuan mereka disulap jadi logam mulia
Sedang kita hanya tersisa malam pekat dan jerit berkarat
Kunang-kunang di pelataran raib sedari malam

Kunang-kunang di pelataran. Siangnya menghilang
bukan karena terik. Tapi karena mereka yang tak lagi
tersimpan di setiap malam. Hadirnya di setiap malam
menghibur mata penuh rintihan, hati penuh jeritan

Kunang-kunang di pelataran. Hanya impian...




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline