Lihat ke Halaman Asli

Wiwin Zein

TERVERIFIKASI

Wisdom Lover

Kisah Seorang Anak Yatim yang Baik Hati

Diperbarui: 9 April 2023   06:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi anak yatim (Sumber: Gambar oleh Kenny Holmes dari Pixabay)

Sebut saja namanya Mukhlis. Mukhlis adalah seorang anak yatim. Mukhlis kehilangan kedua orang tuanya ketika masih sangat kecil. Kedua orang tua Mukhlis meninggal dalam sebuah kecelakaan lalu lintas.

Setelah kematian kedua orang tuanya, Mukhlis dibawa oleh kakeknya yang tinggal di sebuah desa kecil yang cukup terpencil. Mukhlis diasuh dan dirawat oleh kakeknya.

Kakek Mukhlis bukanlah orang berada. Ia adalah seorang tukang kayu. Penghasilannya tidak seberapa. Ia tidak memiliki banyak uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Kehidupan kakek Mukhlis sangat sederhana.

Meskipun hidup dalam keterbatasan, kakek Mukhlis beruasaha memberikan yang terbaik untuk cucunya. Kakek Mukhlis berupaya memenuhi kebutuhan cucunya itu sejauh yang ia bisa.

Mukhlis sendiri tumbuh menjadi anak yang sehat dan tidak manja. Mukhlis sering membantu kakeknya. Termasuk Mukhlis sering membantu menjualkan buah kelapa dari beberapa pohon kelapa yang ada di sekitar rumah kakeknya.

Dari hasil penjualan buah kelapa itu Mukhlis mendapat "komisi" antara Rp. 5.000 s.d. Rp. 10.000. Tidak besar memang, tapi lumayan untuk uang jajan.

Namun tidak semua uang yang Mukhlis dapatkan digunakan untuk jajan. Mukhlis pasti menyisihkan sebagian uang itu untuk bersedekah atau berinfak. Kadang Mukhlis memberikan sedikit uangnya kepada anak lain yang sama sekali tidak punya uang untuk jajan atau berinfak dengan mengisi kotak amal yang ada di masjid.

Setiap bulan Ramadan, Mukhlis dan kakeknya pergi salat tarawih ke masjid bersama-sama dengan tetangga mereka. Mukhlis dan kakeknya bertemu dengan banyak warga desa lain yang salat tarawih di masjis itu.

Di suatu sore Mukhlis bermain kelereng di halaman rumah kakeknya sambil ngabuburit dengan teman-teman seusianya. Setelah beberapa lama Mukhlis dan teman-temannya itu duduk beristirahat sambil ngobrol di bawah pohon nangka.

Maklum sudah dekat waktu lebaran, hal yang diobrolkan anak-anak adalah  seputar baju lebaran. Anak bernama Umar mengatakan bahwa ibunya telah membelikan baju lebaran lengkap dengan sarung dan sajadahnya, serta sandal baru pada dua hari yang lalu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline