Lihat ke Halaman Asli

Wiwin Zein

TERVERIFIKASI

Wisdom Lover

Papajar, Tradisi Menyambut Ramadan Umat Islam Cianjur yang Kini Sepi

Diperbarui: 13 April 2020   16:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Pribadi

Sebentar lagi bulan Ramadan tiba. Mungkin sekitar 10 hari lagi umat Islam akan melaksanakan salah satu kewajibannya, yakni berpuasa. Berdasarkan kalender kementerian agama, tanggal 1 Ramadan 1441 H. jatuh pada hari jum'at bertepatan dengan tanggal 24 April 2020.

Akan tetapi kepastian dimulainya bulan Ramadan, biasanya menunggu ru'yatul hilal terlebih dahulu. Di penghujung bulan Sya'ban para ahli ilmu falak berkumpul di beberapa tempat terbuka seperti pantai, untuk melihat ada atau tidaknya hilal (bulan sabit muda yang muncul hanya sebentar). Kemudian kementerian agama melakukan sidang itsbat atas informasi dari para ahli ilmu falak itu.

Beberapa hari menjelang tibanya bulan Ramadan, umat Islam yang ada di Kabupaten Cianjur biasanya ramai melakukan tradisi Papajar. Sebuah tradisi turun temurun yang sudah dilakukan puluhan tahun yang lalu.

Biasanya setelah memasuki pertengahan bulan Sya'ban (14 hari menjelang 1 Ramadan), orang-orang sudah sibuk melakukan Papajar. Mereka akan saling bertanya kepada kerabat, teman, atau tetangganya apakah sudah Papajar atau belum, Papajar ke mana, dan sebagainya.

Papajar adalah tradisi yang dilakukan umat Islam Cianjur bersama kerabat, teman, atau tetangga dengan berbagai macam kegiatan berbeda. Kegiatan yang lazim dilakukan adalah pergi secara berombongan ke tempat wisata dengan membawa bekal makanan (nasi dan lauk pauknya). Di tempat wisata, makanan itu dibuka dan dimakan  bersama-sama.    

Ada pula yang melakukan Papajar dengan mengunjungi tempat wisata saja secara berombongan, tanpa membawa makanan untuk dimakan bersama-sama. Dalam kebersamaan mereka menikmati indah dan asyiknya tempat wisata.

Sementara jika sedang low budget, kegiatan Papajar yang sering dilakukan adalah dengan kegiatan ngaliwet. Yaitu kegiatan membuat nasi liwet bersama banyak orang. Nasi liwet itu tidak dimakan menggunakan piring, tapi ditabur di atas daun pisang yang dijejerkan secara memanjang.

Serunya, bahan-bahan untuk kegiatan ngaliwet biasanya dilakukan dengan cara udunan (patungan). Ada yang bawa berasnya, ada yang bawa lauknya, ada pula yang bawa bumbu atau bahan-bahan untuk sambelnya.

Kegiatan ngaliwet bisa dilakukan di banyak tempat yang terbuka atau luas. Bisa di halaman rumah,  di halaman masjid, di kebun, di pinggir sungai, atau di saung (gubuk).

Akan tetapi dalam situasi pandemi Covid-19 tradisi Papajar itu kini sepi. Tentu saja, karena dalam  situasi seperti ini semua harus melakukan social distancing atau physical distancing. Umat Islam Cianjur harus bisa menahan untuk tidak melakukan tradisi itu karena memang situasi sekarang dalam  keadaan tidak normal.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline