Lihat ke Halaman Asli

Wiviano Rizky

pekerja teks komersial

Football for Unity

Diperbarui: 17 Juni 2015   23:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Indonesia baru saja di cukur habis oleh Thailand dengan skor 6-0 dalam ajang Asian Games. Kali ini saya tidak membahas tentang jalannya pertandingan, namun akan membahas tentang dukungan dari warga Indonesia di Korea sana. Yap, banyak sekali pejuang devisa yang mencari nafkah di negeri gingseng tersebut.  Kurang lebih ada sekitar 59.800 orang. Para TKI di sana memanfaatkan moment Asian Games ini untuk bertemu dengan sesama warga negara Indonesia. Teriakan dan dukungan juga tak kalah meriah dengan supporter yang ada di Tanah Air. Patut di acungi jempol, WNI disana pun tak canggung-canggung menggelontorkan dana untuk membuat spanduk dukungan guna menyemangati para pemain timnas-U23.

Berbeda  sekali dengan supporter Tanah Air, tawuran atau nyanyian rasis lebih menonjol ketimbang nyanyian untuk tim kesayangannya. Banyak anak-anak dan perempuan takut masuk ke stadion karena merasa tidak nyaman dengan kondisi seperti itu. Akibatnya, paradigma masyarakat indonesia terhadap sepakbola dalam negeri ikut negatif.

Jika di pikir secara matang-matang, sepakbola fungsi nya itu sebagai alat pemersatu bangsa. Ambil contoh saja, warga yang tidak kenal menjadi kenal satu sama lain ataupun juga bisa menambah saudara. Fenomena tawuran yang selama ini melekat, lambat laun akan tergantikan dengan kreatifitas supporter. Anak-anak dan wanita tak takut juga untuk datang langsung ke stadion. Alangkah indahnya bila supporter bisa seperti itu.

Untuk mengubah pandangan sepakbola dan supporter yang dianggap negatif, perlu ada nya sikap dewasa yang wajib di miliki oleh setiap insan para pelaku supporter. Buang segala atribut yang berbau rasis, gantikan nyanyian rasis dengan nyanyian penyemangat, serta hilangkan rasa fanatisme yang berlebih. Saya yakin, jika supporter bisa saling dewasa.. Sepakbola indonesia tak kalah saing dengan sepakbola eropa.

Sekian tulisan dari saya yang mungkin kurang bermanfaat, mohon maaf bila kira nya ada salah. Maksut dari tulisan ini tidak ada unsur menyinggung atau menghakimi serta membandingkan supporter dalam negeri dengan luar negeri. Yukk mulai dari sekarang jadilah supporter cerdas..

#JAYALAH INDONESIA!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline