Lihat ke Halaman Asli

Kritikus Kompasiana yang Hanya Bisa Mencela

Diperbarui: 25 Juni 2015   21:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

by Windu Hernowo

Ada Kritikus Kompasiana yang hanya bisa mencela tapi tidak pernah memberi solusi.Terus terang saya tidak tahu tujuan dibalik itu. Mungkin tujuannya bagus untuk menarik self esteem yang dikritik baca disini . Namun bisa juga untuk memuaskan hajat dan syahwatnya. Setelah menulis makian dan sumpah serapahnya dia bisa mencapai klimax dan kemudian tidur ngorok.

Kenapa tidak ada solusi?

  • ·Bisa jadi dia iri karena tidak bisa membuat/ memproduksi karya seperti itu
  • ·Yang dikritisi bukan bidang yang dikuasainya,
  • ·Pernah terluka hatinya karenanya
  • ·Memang tidak senang tanpa ala an apapun
  • ·Hobby yang sudah mengakar
  • ·Bisa klimax, batinnya menjadi tenang bila sudah menyumpah serapah

Padahal ada ayat-ayat yang menyebutkan perbuatan yang dilarang oleh Allah, demi melindungi persaudaraan dan kehormatan manusia.

Salah satunya adalah tentang  memperolokkan orang lain. Oleh karena itu tidak halal seorang muslim yang mengenal Allah dan mengharapkan hidup bahagia di akhirat kelak, memperolokkan orang lain, atau menjadikan sementara orang sebagai objek permainan dan perolokannya. Sebab dalam hal ini ada unsur kesombongan yang tersembunyi dan penghinaan kepada orang lain, serta menunjukkan suatu kebodohannya tentang neraca kebajikan di sisi Allah. Justru itu Allah mengatakan: "Jangan ada suatu kaum memperolokkan kaum lain, sebab barangkali mereka yang diperolokkan itu lebih baik daripada mereka yang memperolokkan; dan jangan pula perempuan memperolokkan perempuan lain, sebab barangkali mereka yang diperolokkan itu lebih baik daripada mereka yang memperolokkan.",

Boleh saja kita mengkritisi , namun jangan sampai menjadi hinaan, cemooh dlsa, hingga pemilik karya itu menjadi down mentalnya. Beriah kritik itu dengan kalimat yang santun dan membangun self esteem pemilik karya.

Dengan demikian kita bisa memberikan pembelajaran dan menumbuhkan minat pada yang lain tanpa membunuh minat orang yang dikritisi.

Untuk itu ayolah para kompasianer, kuasai dulu masalahnya, kemudian kritisi untuk perbaikannya dan berikan solusi………

Salam dari saya




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline