Lihat ke Halaman Asli

Wilhelmus Hia

Fortiter in re, suaviter in modo

Tegangan Tegas Zaman

Diperbarui: 15 April 2021   11:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

detik berlalu, atmosfir itu

yang tak terkehendaki bersama kerikil petaka 

jiwa menolak lambaian kelembutan

saling menghidupkan, seakan rayuan

namun itu sebuah kewajiban ciptaan

kau tahu? mereka menggertakan gigi hidup terlunta-lunta

menggenggam harapan kepada Hyang Esa

melolong laksana hamparan taufan luka,

akibat ruam-ruam cobaan, dan kini!

aku berdoa supaya mereka meluluhkan pikiran

pikiran yang hambar dan tersumbat gagasan gelap

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline