Lihat ke Halaman Asli

Keuntungan Berinvestasi dalam Obligasi

Diperbarui: 17 Mei 2017   02:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

PENGERTIAN

            Obligasi adalah surat utang yang di keluarkan oleh emiten(dapat berupa badan hokum/perusahaan/pemerintah) yang memerlukan dana untuk kebutuhan operasi maupun ekspansi mereka. Investasi pada obligasi memiliki potensial keuntungan yang lebih besar dari pada produk perbankan. Keuntungan berinvestasi di obligasi adalah memperoleh bunga dan kemungkinan adanya captal gain.

            Secara umum obligasi dapat juga di artikan sebagai surat utang jangka panjang yang di terbitan oleh suatu lembaga, dengan nilai nominal (nilai pari/parfalue) dan waktu jatuh tempo tertentu. Salah satu jenis obligasi yang di perdagangkan di pasar modal saat ini adalah obligasi kupon (coupon bond) dengan tingkat bunga tetap (fixed) selama berlaku obligasi.

Surat berharga itu bisa dalam bentuk utang piutang atau bentuk kerjasama. Misalnya kerjasama dalam jual beli. Namun, tempo dalam kerjasama itu waktunya sama panjang. Paling lama 5 tahun. Dan dalam jangka panjang ini pastinya menggunakan prinsip-prinsip syariah yaitu bebas dari riba dan sejenisnya transaksinya muali dari akad mudharabah, murabhahah, musyarakah, salam, istisna, dan ijarah. Yang mengeluarkan adalah perusahaan yang tentunya menggunakan prinsip syariah.

Pada prinsipnya obligasi syariah mirip seperti obligasi konvensional dengan perbdaan pokok antaralain berupa penggunaan konsep imbalan dan bagi hasil sebagai konsep bunga di dalam obligasi syariah tidak hanya memperhatikan untungan semata, tetapi setia transaksi dana untuk investasi di lakukan dengan penerapan akad mudharabah, murabhahah, musyarakah, salam, istisna, dan ijarah.

Berbeda dengan obligasi konvensional itu sendiri adalah obligasi dengan keuntungan di dapatkan melalui penerapan system bunga. Sukuk disini sangat menguntungkan bagi pengusaha karena bebas bunga dan menggunakan system bagi hasil, meskipun penerbitan sukuk di Indonesia melambat, tetapi sukuk yang ada sekarang sangat memberikan keuntungan karena bebas riba dan tentunya sesuai dengan syariat islam. 

BENTUK-BENTUK OBLIGASI SYARIAH YANG BERLAKU DI INDONESIA

  • Obligasi Mudharabah
  • Akad perjanjian dimana pemilik modalnya dan pihak penerima modal berjanji untuk mengelola modal tersebut, jika memperoleh keuntungan akan dibagi adil, tetapi untuk kerugiannya sendiri di tanggung oleh si pemilik modal.
  • Obligasi musyarakah
  • Adalah akad perjanjian antara kedua pihak atau lebih dimana masing-masing pihak menyetorkan modal untuk usaha tertentu, kemudian keuntungan dibagi rata dan kerugian di tanggung pihak pemilik modal.
  • Obligasi ijarah
  • Adalah akad sewa dimana pihak pemberi sewa berjanji untuk menyerahkan barang miliknya kepada pihak penerima sewa dengan waktu dan pembayaran uang sewa yang telah di sepakati dan tanpa pemindahan hak milik.
  • Obligasi murabahah
  • Adalah akad jual beli barang dengan menyatakan perolehan dan keuntungan (margin) yang di sepakati oleh penjual dan pembeli.
  • Obligasi salam
  • Adalah akad jual beli barang pesanan (muslam fiih) dengan pengiriman di kemudian hari oleh penjual (muslam illaihi) dan pelunasannya di lakukan oleh pembeli (al muslam) pada saat akad di sepakati sesuai dengan syarat-syarat tertentu.
  • Obligasi istinha
  • Adalah perjanjian dimana para pihak menyepakati jual beli dalam rangka pembiayaan suatu proyek atau barang.
  •  

Karakteristik obligasi

            Secara umum terdapat beberapa karakteristik obligasi sebagai instrument hutang jangka panjang yang sebaiknya di pahami yaitu:

  • Nilai obligasi (jumlah dana yang di pinjemkan): dlam penerbitan obligasi maka perusahaan akan jelas dengan menyatakan jumlah dana yang di butuhkan istilah ini di kenal dengan “jumlah emisi obligasi”. Bila perusahaan membutuhkan dana sebesar Rp 500 miliar, maka dengan jumlah yang sama akan di terbitkan obligasi. Penentuan besar keilnya jumlah penerbitan obligasi berdasarkan aliran arus kas perusahaan, kebutuhan serta kinerja bisnis perusahaan.
  • Jangka waktu obligasi “setiap obligasi mempunyai masa jatuh tempo atau berakhirnya masa pinjaman (maturidy). Cara umum masa jatuh tempo obligasi di Indonesia adalah 5 tahun. Ada yang 1 tahun, ada pula yang sampai 10 tahun. Semakin pendek jangka waktu obligasi maka semakin di minati oleh investor, karna di anggap resikonya kecil. Pada saat jatuh tempo, pihak penerbit berkewajiban untuk melunasi pokok investasi dalam obligasi tersebut. Contoh, perusahaan mengeluarkan obligasi dengan nilai Rp 500 miliar untuk jangka waktu 5 tahun. Maka saat memasuki masa jatuh tempo, perusahaan wajib membayar lunas besar pinjaman / Rp500 miliar kepada investor. Tentunya beserta bunga.
  •  Tingkat suku bunga: untuk menarik minat para investor, maka perusahaan harus memberikan insentif yang menarik berupa bunga yang relative lebih besar daripada tingkat suku bunga perbankan, misalkan 14%, 15% per tahun. Istilah tingkt suku bunga dalam instrument obligasi dikenal dengan nama kupon obligasi. Penentuan besarnya kupon obligasi sangat penting, untuk dapat menarik menarik inat investor tentunya juga harus di pertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar kupon tersebut sampai jatuh tempo. Ukuran terhadap tingkat suku bunga sangat dipengaruhi oleh tigkat resikonya. Obligasi dengan tingakt resiko yang lebih tinggi, tentunya akan mnenawarkan tingkat suku bunga yang lebih tinggi di bandingkan denan obligasi yang memiliki reiko yang lebih rendah. Ha; ini biasanya di analisis berdasarkan peringkat obligasi yang di keluarkan oleh sebuah perusahaan independent yang di Indonesia di kenal dengan nama Pevindo.

OBLIGASI SYARIAH

            Obligasi syariah atau sering kita sebut sebagai (sukuk) sudah di kenal sejak abad pertengahan, dimana sukuk digunakan untuk perdagangan internasional pada saat itu. Pengertian obligasi syariah (sukuk) itu sendiri adalah surat atau sertifikat dari pihak yang membutuhkan dana dan mewajibkan untuk membayar kembali dana tersebut pada saat jatuh tempo, dan memberikan dana bagi hasil.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline