Lihat ke Halaman Asli

Wijaya Kusumah

Guru Blogger Indonesia

Wawancara dengan Dirjen GTK Kemdikbud, Iwan Syahril

Diperbarui: 30 Mei 2020   23:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Iwan Syahril

Senang rasanya ketika saya bisa berkomunikasi langsung dengan pak Dirjen GTK Kemdikbud yang rendah hati. Beliau pernah menjadi guru dengan honor Rp.64.000. Pernah jadi guru di daerah 3T. Ayahnya juga seorang guru, sehingga darah guru mengalir dalam dirinya.

Awalnya saya kesal juga. Sebab ketika silahturahim secara online lewat Zoom, tidak bisa berkomunikasi langsung dengan beliau. Acara berlangsung dari pukul 11.30-13.30 wib.

Banyak sekali perwakilan organisasi guru yang ingin bicara. Saya tak sempat kebagian bicara. Saya pasrah saja. Kalau sudah waktunya pasti akan bertemu juga. Kemudian saya hanya mengisi link ini saja https://bit.ly/3eAU9fn

Vicon GTK Kemdikbud dengan organisasi Profesi Guru

Perwakilan organisasi profesi guru sangat senang bersilaturahim dengan pak Dirjen yang rendah hati ini. Luar biasa Pak Dirjen. Kami sangat senang. Khususnya bapak berkali-kali menyebut keberagaman, sehingga kebijakan yang akan diambil bisa mengayomi semua pihak, dengan keberagaman tersebut. Juga mengutip dari tulisan Ki Hadjar Dewantoro. Mengingatkan kita satu Indonesia. Kalimat inilah yang ditulis oleh Ki Saur Panjaitan dari taman Siswa. 

pesan Kihajar Dewantara (dok. pribadi)

Sebelum acara silahturahim, saya beranikan diri menghubungi beliau lewat WA, dan alhamdulillah diberi kesempatan wawancara dengan beliau pukul 19.00-20.00 WIB. Kegiatan beliau padat sekali hari ini lewat vicon. Alhamdulillah beliau memberikan balasan dengan tulisan di bawah ini. 

Pak Wijaya, ini kutipan dalam tulisan saya yang perlu menjadi pegangan dalam diskusi nanti.
"Akhirnya, semua upaya peningkatan kualitas guru dan pemimpin sekolah haruslah berpijak pada prinsip bahwa semua guru yang mengabdi harus mendapatkan penghasilan yang layak. Tidak boleh ada guru yang mendapat gaji di bawah standar minimum yang layak. Untuk mengatasi ini selain dibutuhkan penyelesaian masalah guru honorer dan perencanaan formasi guru yang lebih baik, Kemendikbud perlu melakukan dialog intensif lintas kementerian untuk mencari solusi efektif untuk menjamin kesejahteraan semua guru." 

"Menjadi guru harus menjadi sebuah kebanggaan. Guru adalah sebuah profesi yang mulia dan terhormat. Status sosial ekonomi guru semestinya sama dengan profesional lain karena peran guru sangat penting dalam pembangunan bangsa. Guru adalah inspirasi dalam menyikapi perkembangan zaman. Guru adalah roh pergerakan bangsa menggapai cita-citanya. Guru adalah agen perubahan karakter warga negara. Mari bersama-sama bergerak dan berjuang menuju terciptanya guru dan pemimpin sekolah Indonesia berkelas dunia!" 

Ngobrol bareng beliau malam ini seperti bertemu sahabat lama. Rupanya kami pernah jumpa beberapa kali di kemdikbud, dan ikut bergabung dalam milis group yang sama di email. Jadi sebenarnya kita sudah kenal lama. Tapi tak saling bertegur sapa secara langsung. 

Banyak informasi saya dapatkan malam ini. Tentang harapan dan impian beliau untuk perbaikan kualitas dan kesejahteraan guru di Indonesia. Tentu perlu kerjasama antar kementrian seperti kementrian dalam negeri (pak Tito), kementrian pendayagunaan aparatur negara (pak Cahyo), kementerian keuangan (ibu Ani) dan kementrian terkait lainnya. 

Satu jam bersama beliau seperti bertemu secara langsung di kantornya. Tak terasa pembicaraan kami mengerucut pada mencari solusi terbaik agar persoalan guru honor, guru tik dan persoalan lainnya dapat terselesaikan dengan baik. Saya merasa yakin satu persatu masalah guru bisa teratasi kalau kita mampu bergotong royong dan tolong menolong dalam kebaikan. 

Jadi ingat komentar pak jajang di WA Group Forum silahturahim organisasi profesi guru. Beliau menuliskan singkat. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline