Lihat ke Halaman Asli

Wijatnika Ika

TERVERIFIKASI

When women happy, the world happier

Para Perempuan dalam Skandal Garuda Indonesia

Diperbarui: 29 Desember 2019   05:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Para pramugari Garuda Indonesia dalam balutan kebaya karya desainer Anne Avantie. Sumber: Garuda Indonesia

"Women are hold up half the sky."-Mao Zedong-

Dalam diam, aku banyak mendengar hal-hal aneh tentang prostitusi dan seks bebas di sejumlah industri, termasuk penerbangan. Selama mendengar dalam diam itu aku berusaha mencerna dan memahami soal apakah benar ada dunia yang menakutkan semacam itu? Terlalu menguras energi untuk membuktikan semua itu, hingga akhirnya waktu membuat bom meledak dengan sendirinya: skandal di perusahaan milik negara, Garuda Indonesia.

Skandal ini bermula ketika pesawat Garuda Indonesia GA9721 berjenis Airbus A330-900 Neo dari delivery center Airbus di Toulouse, Perancis ke Bandara Internasional Soekarno Hatta di Cengkareng pada 17 November 2019. 

Saat tim Bea Cukai memeriksa pesawat, ditemukan sejumlah koper penumpang dan 18 kotak barang di bagasi pesawat. Ternyata, 15 kotak berisi onderdil Harley Davidson bekas tipe Shovelhead tahun 1970an milik SAW dan 3 kotak lainnya berisi onderdil sepeda Brompton milik LS. 

Nah, harga Moge Harley Davidson Rp. 200-800 juta per unit dan sepeda Brompton Rp. 50-60 juta per unit. Belakangan diketahui bahwa ternyata keduanya merupakan milik I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra atau Ari Askhara yang merupakan Direktur Utama (Dirut) Garuda Indonesia. Karena keduanya merupakan barang selundupan dan Ari Askhara dinilai merugikan negara hingga Rp. 532 juta- 1 Miliar, maka Menteri BUMN Erick Thohir memecatnya!

Karena skandal ini sepertinya kelas berat, selain Ari Askhara ada 4 orang lainnya yang dipecat dari jajaran direksi. Sehingga siapa direksi baru Garuda Indonesia baru akan ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada akhir Januari 2020, yang dilakukan setelah 45 hari pengajuan RUPSLB ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK). 

Untuk sementara, Erick Thohir mengangkat Fuad Rizal yang menjabat Direktur Keuangan dan Manajemen Resiko sebagai Plt. Dirut Garuda Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris No. DEKOM/SKEP/011/2019 tanggal 5 Desember 2019 yang menetapkan Fuad Rizal sebagai Plt. Direktur Utama Garuda Indonesia.

Garuda Indonesia yang merupakan BUMN mulai menyita perhatian publik dengan skandal menggemparkan dunia ketika aktivis HAM, Munir Said Thalib meninggal dalam penerbangan dari Jakarta menuju Amsterdam pada September 2004. Berdasarkan hasil autopsi, Munir diduga meninggal karena racun arsenik. Pilot Garuda yang menerbangkan pesawat yang membawa Munir, yaitu Pollycarpus Budihari Priyanto ditetapkan sebagai pelaku pembunuhan. 

Bahkan, Dirut yang saat itu menjabat yaitu Indra Setiawan turut dihukum karena dianggap membantu Pollycarpus membunuh Munir. Skandal ini sungguh bikin pusing karena ngapain pilot membunuh aktivis HAM? Meski demikian, hasil investigasi dan kajian tidak bisa menemukan siapa dalang dibalik kematian Munir. Sungguh aneh dan membingungkan seluruh pakar hukum dunia, bukan?

Dua belas tahun lamanya setelah skandal kematian Munir, terjadi lagi skandal suap pembelian pesawat yang melibatkan Dirut Emirsyah Satar dengan kerugian negara mencapai Rp. 19 Miliar dan Rp. 2.5 Miliar. 

Dua tahun setelah itu yaitu pada awal 2019 terdapat skandal rekayasa laporan keuangan, diteruskan dengan skandal pecah kongsi dengan Sriwijaya terkait biaya manajemen dan pembagian keuntungan; dan pada November 2019 terkait penyelundupan onderdil Harley Davidson dan sepeda Brompton. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline