Akhir-akhir ini kita dikejutkan oleh berbagai berita mengenai massifnya jumlah sampah plastik yang merusak ekosistem lautan. Bahkan tak jarang sampai membuat sejumlah hewan laut mati karena mereka terpaksa menelan sampah atau terjerat sampah plastik. Bagi saya, fenomena itu sangat mengerikan. Seakan-akan kehidupan bumi sudah diambang batas kehancuran.
Tahun 2017 silam, CNN melaporkan kematian seekor paus berparuh cuvier yang mati di perairan Norwegia. Apa pasal? Ternyata ditemukan sebanyak 30 kantong plastik dan sampah plastik lainnya di perut paus tersebut. Belum lagi tentang sebuah foto kuda laut yang mengapit sebuah cutton bud, singa laut yang lehernya terjerat jaring plastik, penyu yang perkembangan tubuhnya terganggu karena terjebak dalam jaring, dan banyak kasus lainnya yang sangat menyedihkan.
Sempat juga heboh video seorang penyelam yang memperlihatkan betapa kotornya laut Bali oleh sampah plastik, sampai-sampai jumlah sampal plastik mengalahkan jumlah ikan di lautan. Atau video seorang penyelam yang sedang mengumpulkan ratusan botol plastik dari dasar laut untuk dibawa naik ke daratan. Oh, sungguh kejam ulah manusia yang sudah merusak keindahan alam. Sesak dada ini saat melihatnya.
Sampah plastik yang mencemari lautan kini menjadi perhatian dunia internasional. Hal yang tak kalah menyedihkan dari pencemaran lautan ini ternyata menyebutkan Indonesia sebagai penyumbang terbesar kedua sampah plastik ke lautan, yaitu sebagai 187,2 juta ton. Padahal, selama ini kita begitu bangga dengan kondisi geografis sebagai negara kepulauan dengan lautan luas dan gugusan pantai yang indah. Ah, apa asyiknya kalau ternyata kita berkontribusi pada kerusakan laut yang sudah parah tersebut.
Sampah plastik di laut tentu bukan hadir karena bim salabim atau jatuh dari langit. Melainkan karena kita memang tidak mengelolanya, sehingga sampah yang dibiarkan sembarangan sampai ke laut melalui aliran sungai. Menurut data dari komunitas Greeneration, rata-rata orang Indonesia memanfaatkan 700 kantong plastik per tahun. Belum ditambah botol plastik dan kemasan makanan dari plastik. Maka bayangkanlah gunungan sampah itu yang kemudian mencemari laut karena tidak dikelola.
Terhadap sampah plastik hasil dari kegiatan sehari-hari maupun industri, jelas kita harus bertanggung jawab. Bukan saja dengan tidak membuangnya ke tempat-tempat yang bukan tempat sampah seperti sungai, danau, dan lautan. Juga harus mampu mengolahnya menjadi manfaat lain. Misalnya mengubahnya menjadi barang kerajinan daur ulang, atau bahkan bahan bakar minyak.
Memang bisa ya sampah plastik jadi bahan bakar minyak atau BBM? Bisa kok.
Salah satu gerakan yang mengusung pemanfaatsan sampah plastik jadi BBM adalah Get Plastic (silakan cek di: www.getplastic.org), sebuah gerakan yang bertujuan membebaskan Indonesia dari sampah plastik guna menyelamatkan lingkungan dan kehidupan yang berkelanjutan. Gerakan ini digawangi anak-anak muda yang peduli akan lingkungan dan keberlanjutan kehidupan. Salah satunya kesadaran bahwa ketidakmampuan kita tidak menggunakan plastik dalam kehidupan sehari-hari harus dibarengi dengan kemampuan kita memanfaatkan sampah plastik agar tidak mencemari lingkungan.
Gerakan ini memang tidak serta merta menyulap seluruh sampah plastik menjadi BBM seketika. Tapi setidaknya jika semakin banyak masyarakat terlibat dalam gerakan ini, akan mampu mengurangi jumlah sampah plastik yang tidak dikelola menjadi BBM. Kualitas BBM yang dihasilkan memang bukan seperti yang dijual resmi oleh Pertamina, karena memang tujuannya bukan untuk dijual. Melainkan memberikan alternatif kepada masyarakat untuk mengkonversi sampah menjadi BBM yang bisa digunakan untuk kendaraan sendiri atau komunitas. Kan, lumayan untuk menghemat pengeluaran.
Salah satu upaya sederhana yang dilakukan gerakan Get Plastic adalah melakukan tur Jawa-Bali menggunakan Vespa yang BBMnya berasal dari olahan limbah plastik. Perjalanan ini seakan hendak membuktikan bahwa sampah plastik yang kita anggap tidak berguna ternyata sangat berguna. Perjalanan ini juga sebagai upaya sosialisasi dan pengenalan kepada publik bagaimana mengubah sampah plastik menjadi BBM.