Lihat ke Halaman Asli

Dwi Pakpahan

Perempuan

Dokter Cinta

Diperbarui: 10 Maret 2021   14:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wushhh,
Lalu kau pun menghilang.
Raib tak terlihat lagi.
Aku tertunduk kecewa di labirin kebimbangan.

Aku mencoba menutup mataku dengan kenangan indah kita, bahkan menutup telingaku dengan segala janji manismu. Namun aku tak mampu menutupi lubang di hatiku.

Aku terluka, aku terpuruk.
Aku malu.

Malu sama rumput yang bergoyang seakan menertawakan keadaanku yang linglung.

Malu melihat sepasang merpati yang terbang seolah menanyakan arti kesetiaan.

Apakah selama ini aku berhalusinasi?
Atau aku hanya bermimpi?
Tapi mengapa cincin putih ini bisa melingkar di jariku?

Perlukah aku meminjam lampu wasiat Aladin, agar aku bisa menemukan keberadaanmu?
Atau aku tanyakan saja pada google map untuk melacak jejakmu?

Tidak! Tidak!

Yang sangat kuperlukan sekarang adalah seorang Dokter. Dokter cinta. Karena sepertinya aku terjangkit virus-ghosting. Dan aku tak mau tenggelam di kolam air mata kesedihan yang kubuat.

2021




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline