Lihat ke Halaman Asli

Widz Stoops

TERVERIFIKASI

Penulis buku “Warisan dalam Kamar Pendaringan”, Animal Lover.

Kulit Telur Ayam dan Terobosan Baru Dunia Medis

Diperbarui: 20 Juli 2019   22:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber leadingwithtrust.com

Pernahkah Kompasianer menghitung jumlah telur ayam yang kalian konsumsi dalam seminggu? Sebulan? Bahkan setahun? Apa yang Kompasianer lakukan terhadap kulitnya setelah memakan telur ayam tersebut? Apakah hanya terbuang sia-sia di tempat sampah? Pernahkah terpikir oleh Kompasianer kulit telur yang telah terbuang itu mungkin dapat berguna untuk penyembuhan?

Penggunaan kulit telur ayam yang mungkin sebagian Kompasianer ketahui selama ini barangkali hanya dalam batasan seperti untuk dekorasi, pupuk penyubur tanah atau fertilizer dan pembuatan keramik. 

Namun tahukah kalian kalau akhir-akhir ini para  peneliti di Universitas Massachusetts Lowell (UML) telah mengembangkan metode menggunakan partikel mikroskopis dari kulit telur yang dihancurkan untuk membantu menumbuhkan tulang baru. 

Mereka berharap kulit telur akan lebih mudah diterima oleh tubuh karena sebagian besar terbuat dari kalsium karbonat, kandungan yang memang sudah ada pada tulang kita.

Kandungan inilah yang suatu hari nanti bisa digunakan untuk membantu memperbaiki tulang yang rusak itu baik karena kecelakaan, cacat lahir atau penyakit dan lain-lain.

Gulden Camci-Unal, seorang profesor teknik kimia di UML yang memimpin penelitian ini mengatakan adanya kebutuhan besar dalam mengembangkan bahan-bahan baru dan fungsional untuk memperbaiki serta meregenerasi tulang yang rusak. Di laboratorium mereka mengambil cara yang tidak konvensional. Mereka juga melihat yang ada di alam sekitar dan mencoba menggunakan apa yang bisa di gunakan.

Ada jutaan operasi cangkok tulang di seluruh dunia setiap tahunnya. Potongan tulang yang digunakan untuk pencangkokan mungkin berasal dari tubuh pasien sendiri atau dari tubuh orang yang sudah mati, bisa juga dari berbagai sintetis lainnya. Tetapi tidak semua pencangkokan tulang selalu berhasil. Kadang-kadang pencangkokan gagal menginduksi pembentukan tulang, atau mereka ditolak oleh tubuh.

Metode Camci-Unal, baru-baru ini dijelaskan dalam jurnal Biomaterials Science, melibatkan penggunaan partikel kulit telur yang dihancurkan untuk memperkuat hidrogel, jaringan polimer yang dapat menampung banyak air sambil mempertahankan strukturnya. Hidrogel itu sendiri lunak dan licin; kulit telur membantu memperkuat mereka. Bahan tersebut kemudian berfungsi sebagai perancah 3D untuk osteoblas, atau sel-sel tulang

Camci Unal berpendapat penggunaan kulit telur sangat menarik dalam kesederhanaannya. Disamping bukan sesuatu yang sintetis yang perlu direkayasa di laboratorium, kulit telur juga sudah tersedia dan biasanya dibuang sia-sia.

Jadi percobaan ini memang  menggunakan pendekatakan lebih sederhana, yang dapat menguntungkan lingkungan dan ilmu biomedis.

Team Camci-Unal telah sukses dengan materi di laboratorium meskipun belum diuji pada hewan atau manusia. Langkah selanjutnya adalah memberikan survei kepada para dokter untuk lebih memahami kebutuhan pasien. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline