Lihat ke Halaman Asli

Widi Kurniawan

TERVERIFIKASI

Pegawai

Viral Pemotor "Plat AA" Acungkan Jari Tengah ke Pesepeda, Kok Bisa Sih?

Diperbarui: 29 Mei 2021   12:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemotor mengacungkan jari tengahnya (Sumber foto: Instagram @gaya.bersepeda/@adityawanariyo)

Segala sesuatu yang bergerombol di jalan raya berisiko mengganggu kepentingan orang lain. Entah itu sepeda gowes, sepeda motor, mobil, dan juga manusia, kalau sudah bergerombol di jalan raya dan seolah-olah jalan jadi milik sendiri dan konco-konconya, adalah sesuatu yang dapat memicu kejengkelan.

Maka ketika viral sebuah foto seorang mas yang mengendarai sepeda motor berplat AA mengacungkan jari tengah ke arah rombongan pesepeda di belakangnya, sontak saya sebagai netizen dan pengguna jalan merasa bisa memakluminya. Lokasi kejadian tersebut tampak di kawasan Dukuh Atas, Jakarta.

Perkara jari tengah diacung-acungkan memang nggak sopan. Tapi jika sampai seseorang menggunakan simbol kebencian ini, pasti di kepalanya sudah mendidih dengan kejengkelan. 

Emosinya mewujud dalam acungan jari tengah, yang ketika terekam kamera sungguh jadi karya fotografi yang patut diacungi jempol (bukan jari tengah). Apresiasi buat akun instagram @gaya.bersepeda sebagai pemilik karya.

Pro dan kontra pun pecah di media sosial. Bagi pesepeda, wajar saja menyayangkan si mas pemotor, yang mereka anggap sebagai arogansi.

Sebaliknya, bagi pihak yang berada di sisi lain, si mas itu mendadak jadi sosok hero. Mereka merasa terwakili dengan berbagai alasan di baliknya.

Bisa jadi karena pernah merasakan hal yang sama di jalan saat bertemu rombongan pesepeda yang memenuhi jalanan. Bisa jadi pula karena merasakan kesamaan latar belakang, yakni sama-sama punya kendaraan dengan plat AA yang notabene berasal dari daerah eks-karesidenan Kedu di Jawa Tengah. 

Maka netizen warga Magelang, Temanggung, Wonosobo, Purworejo dan tentunya Kebumen, seolah perlu membela si mas pemotor.

Mungkin, terbersit pula alasan yang membawa-bawa level ekonomi yang berbeda. Pesepeda digambarkan sebagai kelompok orang kaya yang punya hobi mahal, sedangkan pemotor dengan Honda Beat tersebut menggambarkan kalangan kebanyakan yang masih nyicil di leasing dan sering menunggak pajak kendaraan bermotor.

Ya, perkara ini bahkan sempat pula ditelisik netizen yang mengungkap data berdasarkan plat nomor itu. Si masnya konon menunggak pajak kendaraan dua tahun.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline