Lihat ke Halaman Asli

Rifan Eka Putra Nasution

Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi yang lain

Kematian Campak Meningkat, Terima Kasih Kaum Antivaksin

Diperbarui: 17 Desember 2019   19:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Virus Campak (Sumber: Centers for Disease Control and Prevention)

Propaganda antivaksin terutama vaksin campak menyebar pesat beberapa tahun terakhir. Media sosial menjadi alat utama dalam rangka penyebaran propaganda antivaksin ini. Sayangnya, penyebarluasan informasi yang keliru terkait pemberian vaksin telah menyebabkan peningkatan angka kematian karena campak di seluruh dunia.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) telah mengeluarkan data kematian campak di seluruh dunia pada tahun 2018.

Data tersebut menunjukkan bahwa angka kematian karena tampak meningkat dalam 2 tahun berturut-turut setelah mencapai angka kematian terendahnya pada tahun 2016.

Angka kematian ini bahkan semakin lebih buruk di tahun 2019. Kemiskinan dan sulitnya akses ke layanan kesehatan menjadi beban utama kematian karena campak.

Data dari WHO dan CDC menunjukkan bahwa dunia saat ini seolah-olah kehilangan kekuatan ketika berperang melawan penyakit dan kematian yang disebabkan oleh campak. Suatu kondisi infeksi virus yang dapat dicegah dengan vaksin.

Lebih dari 140.00 orang kehilangan nyawa pada tahun 2018 dan sebagian besar kematian ini terjadi pada anak kecil. Bila angka di seluruh dunia meningkat dalam 2 tahun terakhir bagaimana dengan kondisi di negara kita Indonesia?

Situasi Kasus dan Cakupan Imunisasi Campak di Indonesia

Data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menunjukkan bahwa setiap tahun melalui kegiatan surveilans (pengumpulan data) dilaporkan lebih dari 11.000 kasus suspek campak, dan kasus campak pasti berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium adalah sekitar 12--39%. 

Sebanyak 23.164 kasus campak ditemukan di Indonesia dari tahun 2010 sampai 2015. Namun, jumlah kasus ini masih lebih rendah dibandingkan dengan kasus nyata di lapangan karena banyaknya kasus yang tidak dilaporkan.

Dari tahun 2013 hingga 2015 kejadian penyakit campak cenderung meningkat kondisi ini terkait dengan penurunan cakupan imunisasi campak pada tahun 2013 hingga 2015. 

Grafik di bawah ini menunjukkan hubungan antara penurunan cakupan imunisasi campak dengan peningkatan kejadian campak di Indonesia.

Sumber: Status campak dan rubella saat ini di Indonesia,2016

Indonesia juga mengalami penurunan persentase kabupaten yang memiliki cakupan imunisasi campak dosis pertama > 95%  yaitu dari 45% pada tahun 2013 menjadi 28% pada tahun 2015.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline