Lihat ke Halaman Asli

Wening Wijiati

Penulis bloger dan puisi

Surat untuk Puan

Diperbarui: 21 Oktober 2022   12:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Surat Untuk Puan

Hai puan.. ,
Sedang bersilang santai diteras rumah
Dengan sruput segelas kopi dengan suara-suara celoteh aksara
Berpendapat tentang jalangnya seorang  kisah gadis
Sudahkah dikau menjadi benar dalam berargumentasi

Seorang gadis membisu dalam keramaian lingkungan
Menulis kanvas pena namun dengan jari yang bergemetar
Kelabu aksara untuk berbicara tentang sayatan lukanya
Bibirnya membisu, enggan bersuara mengenai asa yang sudah patah

Bulan sabit tercipta diparas tirusnya
Meliuk dengang seksama
Melayani Yang berkuasa
Menghiraukan luka-luka yang menikam atmanya
Direnggut, dinikmati dengan kepalsuan janji belaka 

Dia tak perlu lupa.Tidak akan pernah melupa
Menjadi lacur, dia takut tapi sudah tak berkuasa
Sejatinya gadis  itu sudah patah sejak lama
Karena ego dan nafsu belaka
Harap terbebas dalam budak nafsu jiwa

Kini..,
Hanya mengobati diri, menerima jalan takdir
Melanjutkan alur skenario
Menikmati semesta, meski tersiksa
Entahlah..
Raga dan hati sudah berbentuk bagaimana

Karya : Wening_w




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline