Rasa rindu yang selama ini sering bergurau dapat terobati melalui WhatsApp. Mereka berada di tempat yang berbeda; saling tanya kabar, dan sebagainya. Selamat menjalankan komunikasi mereka tak lupa untuk saling menyapa satu dengan yang lain. Artinya bahwa mereka menyapa satu dengan yang lain tanpa beban.
Eh, nyatanya mereka saling merindukan, ingin bergabung, ingin bercanda. Kerinduan untuk bergabung sangat dirindukan, akan tetapi waktu yang berjauhan dan situasi yang tidak memungkinkan keinginan itu di pending.
Adanya komunikasi lewat WhatsApp dapat terobati rasa rindu yang selama ini selalu bersinar. Saya secara pribadi ketawa melihat wajah-wajah yang sedih dan murung. Dalam hatiku serasa tidak bisa berkomunikasi lagi, pada hal dapat senyum melalui fidio call.
Keberuntungan media on-line antara lain; adanya komunikasi timbal-balik; tidak perlu waktu yang lama untuk mengadakan pertemuan; Prosesnya begitu cepat; dan menemukan jawaban yang pasti.
Hal tersebut di atas dapat tersampaikan kepada siapa saja yang hendak kita kontak, sehingga tidak perlu repot-repot dan menunggu begitu lama.
Kerugian media on-line antara lain; waktu kita selalu tersita, karena jemari jari tak berhenti untuk menuliskan segala sesuatu; Menghabiskan waktu hanya melihat dunia sekitar.
Oleh karena itu, walaupun ada dua faktor positif dan negatif, akan tetapi tidak menghalalkan cara untuk melakukan yang terbaik. Mungkin ini sebagai sarana komunikasi untuk menitip kerinduan lewat orang tua, saudara, teman, sahabat, dan yang disayangi.
Satu hal yang menarik dalam komunikasi melalui WhatsApp adalah komunikasi timbal balik dan nyata. Dia sangat simpel, sederhana namun dapat mengobati rasa rindu. Seperti orang muda yang selama ini sering galau, cemas. Orang muda serasa seperti keluarga mereka begitu kompak. Hal tersebut dapat dibina dan di arahkan agar semakin solid.
Penulis Venansyus Waruwu