Lihat ke Halaman Asli

Aku dan Sang Waktu (Bagian Satu)

Diperbarui: 8 November 2020   17:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Bagian Satu

Notonegoro

 

Jangka Jayabaya

MASYARAKAT Jawa pada umumnya, begitupun para peneliti kebanyakan sepakat bahwa banyak ramalan dalam Jangka Jayabaya banyak yang akurat, baik ketika meramalkan kebangkitan dan runtuhnya kerajaan-kerajaan Jawa tempo dulu, begitupun dalam meramalkan naik-turunnya para raja dan ratu dari kerajaan-kerajaan itu. Begitupun para pemimpin setelah kerajaan-kerajaan itu terhimpun menjadi satu negara Kesatuan Republik Indonesia ini.

Jangka Jayabaya, atau Ramalan Jayabaya sendiri ditulis oleh Raja Kediri, Prabu Jayabaya dan masih dilestarikan secara turun temurun oleh para pujangga hingga saat ini. Beberapa sumber mengatakan bahwa ia merupakan keturunan dari Dewa Kebijaksanaan, Brahma. Tapi ada pula yang meyakini bahwa Jayabaya adalah reinkarnasi Wisnu, dewa yang bertugas untuk memelihara dan melindungi.

Ayahnya, Gendrayana, diklaim sebagai keturunan legendaris Pandawa Lima, yaitu dari garis keturunan Arjuna yang merupakan anak dari Dewa Indra. Karena hal tersebut, Jayabaya diyakini memiliki kekuatan magis yang membuatnya mampu membaca kejadian pada masa lalu maupun yang pada masa yang akan datang.

Ramalan Jayabaya sendiri terbagi dalam enam periode sejarah, dimana setiap sejarah memakan waktu hampir seratus tahun. Keenam periode itu adalah Kalajangga (1401-1500 Masehi), Kalasakti (1501-1600 M), Kalajaya (1601-1700 M), Kalabendu (1701-1800 M), Kalasuba (1801-1900 M), Kalasumbaga (1901-2000), dan Kalasurasa (2001-2100 M).

Teori Notonegoro

JAYABAYA pernah memprediksi pemimpin Indonesia di era modern yang dikenal dengan istilah Notonegoro, atau secara harfiah jika diartikan adalah sebagai pemimpin negara. Karena tak ada penjelasan lebih lanjut, hingga saat ini, terdapat banyak interpretasi terhadap hal tersebut.

Penjelasan paling sederhana adalah, siapa pun yang menjadi pemimpin Indonesia bukanlah raja yang sangat berkuasa, namun seorang pengurus atau pemimpin yang menjawab permasalahan rakyatnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline