Mohon tunggu...
Warkasa1919
Warkasa1919 Mohon Tunggu... Freelancer - Pejalan

Kata orang, setiap cerita pasti ada akhirnya. Namun dalam cerita hidupku, akhir cerita adalah awal mula kehidupanku yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Aku dan Sang Waktu (Bagian Satu)

3 September 2018   22:02 Diperbarui: 8 November 2020   17:15 1045
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Satu teori mengatakan bahwa Notonegoro menunjukkan suku kata terakhir dari nama-nama Presiden Indonesia. Namun, hal itu tidak sepenuhnya benar, karena telah terbukti, bahwa hanya dua presiden pertama saja yang cocok dengan istilah tersebut, yaitu SukarNO dan SuharTO, yang jika digabung menjadi NOTO seperti pada NOTOnegoro.

Presiden ke tiga, BJ Habibie tak memiliki akhiran Ne dalam namanya, begitupun dengan Abdurrahman Wahid yang menjadi pemimpin Indonesia ke empat juga tak memiliki akhiran Go. Interpretasi lain mengatakan bahwa hanya presiden paling berpengaruh saja yang suku kata terakhir namanya yang sesuai. Dalam teori tersebut dikemukakan, bahwa Ne tak ada dalam nama BJ Habibie karena Ne ditafsirkan sebagai presiden kelahiran dari luar Pulau Jawa.

Kata yang terakhir, yaitu GORO, kemudian banyak ditafsirkan dari asal kata goro-goro atau dalam bahasa Jawa berarti konflik atau kerusuhan, yang terjadi setelah pemerintahan dua presiden sebelumnya. Presiden keenam, yaitu Susilo Bambang YudhoyoNO, dipercaya sebagai pengulangan suku kata pertama dari NOtonegoro. Banyak tafsir atas kalimat yang terdengar sederhana itu, namun banyak pihak sepakat bahwa masa huru-hara itu terjadi setelah Indonesia dipimpin oleh pemimpin dengan kata “no”, “to”, dan “no” lagi di belakang namanya, karena goro diterjemahkan dengan goro-goro atau huru-hara.

Ketika Soeharto lengser pada 21 Mei 1998 yang lalu, dan digantikan oleh BJ Habibie, banyak yang percaya bahwa ramalan Jayabaya melompat dari presiden RI-1 dan ke-2, ke presiden setelah Habibie. Namun kemudian, pada 1999, Ppresiden yang terpilih adalah Abdurrahman “Gus Dur” Wahid, sehingga kembali banyak yang percaya bahwa ramalan itu kembali melompat ke era setelah Gus Dur.

Saat Gus Dur dilengserkan MPR melalui Sidang Istimewa pada 2001 dan digantikan Megawati Soekarnoputi, kembali banyak yang percaya bahwa ramalan itu kembali melompat ke era setelah Megawati.

Kemudian, pada 2004, Pemilu menghasilkan presiden bernama Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang nama belakangnya “NO”. Orang pun banyak yang cemas karena mungkin “NO” yang ini yang akan memicu goro-goro. Namun hingga masa jabatannya selesai pada 2009, goro-goro yang ditakutkan tak pernah terjadi.

Namun, pada Pemilu 2009 ternyata memilih kembali “NO” ini menjadi presiden, dan kekhawatiran pun kembali datang, apakah huru-hara yang dimaksud Jayabaya akan terjadi setelah jabatan si “NO” ini selesai pada 2014. Apalagi karena “NO” ini telah dua kali menjadi presiden, dan sesuai undang-undang, dia tak bisa mencalonkan diri lagi sebagai capres pada Pemilu 2014.

Pilpres 2019 adalah dampak dari Pertarungan 2014 yang masih belum Usai

HAMPIR semua Media akhir-akhir ini menampilkan berita tentang kondisi terkini dari masing-masing pendukung dua hastag yang terus bergerak liar di berbagai daerah di seluruh Indonesia. Dua hashtag itu menunjukkan adanya polarisasi pembagian kelompok di masyarakat, antara pendukung dan penentang presiden Joko Widodo (Jokowi). Jika kita runtut ke belakang, itu adalah dampak dari Pilpres 2014 yang masih membekas hingga hari ini.


Jujur saja aku tidak begitu terpengaruh dengan hiruk pikuk politik diluar sana, bukan karena aku tidak perduli pada keadaan Negara ini, apalagi anti Politik, tapi menurutku itu sah-sah saja, selagi masih dalam bingkai NKRI.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun