Mohon tunggu...
Warkasa1919
Warkasa1919 Mohon Tunggu... Freelancer - Pejalan

Kata orang, setiap cerita pasti ada akhirnya. Namun dalam cerita hidupku, akhir cerita adalah awal mula kehidupanku yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Aku dan Sang Waktu (Bagian Satu)

3 September 2018   22:02 Diperbarui: 8 November 2020   17:15 1045
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagian Satu

Notonegoro

 

Jangka Jayabaya

MASYARAKAT Jawa pada umumnya, begitupun para peneliti kebanyakan sepakat bahwa banyak ramalan dalam Jangka Jayabaya banyak yang akurat, baik ketika meramalkan kebangkitan dan runtuhnya kerajaan-kerajaan Jawa tempo dulu, begitupun dalam meramalkan naik-turunnya para raja dan ratu dari kerajaan-kerajaan itu. Begitupun para pemimpin setelah kerajaan-kerajaan itu terhimpun menjadi satu negara Kesatuan Republik Indonesia ini.

Jangka Jayabaya, atau Ramalan Jayabaya sendiri ditulis oleh Raja Kediri, Prabu Jayabaya dan masih dilestarikan secara turun temurun oleh para pujangga hingga saat ini. Beberapa sumber mengatakan bahwa ia merupakan keturunan dari Dewa Kebijaksanaan, Brahma. Tapi ada pula yang meyakini bahwa Jayabaya adalah reinkarnasi Wisnu, dewa yang bertugas untuk memelihara dan melindungi.

Ayahnya, Gendrayana, diklaim sebagai keturunan legendaris Pandawa Lima, yaitu dari garis keturunan Arjuna yang merupakan anak dari Dewa Indra. Karena hal tersebut, Jayabaya diyakini memiliki kekuatan magis yang membuatnya mampu membaca kejadian pada masa lalu maupun yang pada masa yang akan datang.

Ramalan Jayabaya sendiri terbagi dalam enam periode sejarah, dimana setiap sejarah memakan waktu hampir seratus tahun. Keenam periode itu adalah Kalajangga (1401-1500 Masehi), Kalasakti (1501-1600 M), Kalajaya (1601-1700 M), Kalabendu (1701-1800 M), Kalasuba (1801-1900 M), Kalasumbaga (1901-2000), dan Kalasurasa (2001-2100 M).

Teori Notonegoro

JAYABAYA pernah memprediksi pemimpin Indonesia di era modern yang dikenal dengan istilah Notonegoro, atau secara harfiah jika diartikan adalah sebagai pemimpin negara. Karena tak ada penjelasan lebih lanjut, hingga saat ini, terdapat banyak interpretasi terhadap hal tersebut.

Penjelasan paling sederhana adalah, siapa pun yang menjadi pemimpin Indonesia bukanlah raja yang sangat berkuasa, namun seorang pengurus atau pemimpin yang menjawab permasalahan rakyatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun