Lihat ke Halaman Asli

Hendra Wardhana

TERVERIFIKASI

soulmateKAHITNA

Sedekah, Ibadah tapi Serba Salah

Diperbarui: 14 Mei 2019   19:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang peminta-minta yang menggendong anak kecil sedang meminta sumbangan di tengah keramaian Kota Yogyakarta (dok. pri).

Orang Indonesia adalah salah satu yang paling murah hati di dunia. Buktinya ada banyak peminta-peminta dan selalu akan ada orang-orang yang siap memberi.

Sedang viral dan menjadi perhatian khalayak beberapa hari terakhir ini tentang video yang memuat peristiwa di sebuah minimarket di suatu daerah di Aceh. Dalam video terlihat sekelompok orang berpakaian agamis yang marah dan mengintimidasi pegawai minimarket gara-gara si pegawai hanya memberi sedekah sebesar Rp1000.

Kelompok tersebut tidak senang dan tersinggung dengan jumlah pemberian yang terlalu sedikit. Mereka berharap mendapat sumbangan lebih banyak. Sambil membentak dan menggebrak beberapa barang di minimarket, salah seorang oknum juga sempat menyinggung perlakuan terhadap agama lain. 

Peristiwa itu telah berakhir damai dan dinyatakan sebagai "salah paham". Perwakilan kelompok yang marah-marah mengaku khilaf dan hanya berusaha mengumpulkan sumbangan bagi rakyat Palestina.

Ada beberapa hal yang bisa diceritakan dari peristiwa itu. Salah satunya tentang realitas sedekah yang seringkali tidak mudah dan serba salah.

Sedekah pada dasarnya merupakan amalan memberi yang mudah. Bahkan, mungkin termasuk ibadah yang paling mudah dan bisa dilakukan siapa pun. Kita bisa bersedekah dalam banyak rupa. Memberi senyuman ramah termasuk sedekah. Membagi ilmu dan pengetahuan juga sedekah.

Namun, sedekah uang tampaknya masih dianggap yang paling utama. Realitas sedekah hari ini masih menjadikan uang sebagai pemberian yang paling bernilai. 

Pengemis tidak habis-habis karena pemberian uang. Orang terus meminta-meminta karena bisa mendapatkan uang. Banyak peminta dengan aneka cara dan modus berharap sedekah karena tahu akan selalu ada orang-orang yang memberikan uang. Jika dengan melakukannya bisa memenuhi kebutuhan dan bahkan mendapatkan lebih dari cukup, mengapa harus berhenti meminta?

Tentu saja kita tidak bisa menilai semua pengemis beserta setiap alasan mereka memilih mengemis. Ada pengemis yang memang tidak berdaya lagi dan bergantung pada pemberian orang sehingga terpaksa meminta.

Namun, tidak sedikit peminta yang sebenarnya tidak miskin atau masih memungkinkan untuk bekerja keras, tapi tetap mengemis dan menginginkan uang dari orang lain dengan cara mudah. Kita tahu melalui berita dan mungkin menemukan sendiri ada pengemis yang memiliki ponsel, memiliki rumah yang layak, menyembunyikan banyak uang, bahkan mampu memiliki kendaraan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline