Indonesia adalah rumah bagi sekitar 4 ribu jenis Anggrek. Angka tersebut membuat Indonesia menjadi negeri pemilik hampir seperlima Anggrek dunia. Sebuah nilai kekayaan alam yang tiada duanya sekaligus (seharusnya) membanggakan dan (bisa) memakmurkan.
Dari sekitar 4 ribu jenis Anggrek tersebut, Phalaenopsis amabilis menjadi salah satu yang paling banyak digemari, didengar dan disebutkan namanya walau bisa jadi belum banyak yang mengenal anggrek ini. Phalaenopsis amabilis adalah spesies asli Indonesia. Lebih dari itu, Phalaenopsis amabilis adalah Bunga Nasional Indonesia.
Phalaenopsis amabilis merupakan salah satu dari sekitar 40 jenis Anggrek anggota marga Phalaenopsis. Jenis anggrek ini sering dikenal dengan nama Anggrek Bulan. Padahal jika diperhatikan morfologi bunganya, Anggrek ini lebih mirip dengan kupu-kupu, sesuai dengan asal kata Phalaenopsis yakni “Phalaina” yang berarti kumbang, kupu-kupu dan “Opsis” yang berarti bentuk. Oleh karena itu di beberapa negara Anggrek ini juga dikenal dengan nama Moth Orchid (Anggrek Kumbang).
Marga Phalaenopsis dibentuk oleh ilmuwan dunia bernama Carl Blume pada tahun 1825berdasarkan penemuan Phalaenopsis amabilis di Nusa Kambangan, Jawa Tengah. Sebelumnya Phalaenopsis amabilis pernah ditemukan terlebih dahulu oleh Rumphius pada 1750. Namun pada saat itu Rumphius mengidentifikasinya sebagai anggota marga Angraecum.
Phalaenopsis amabilis adalah anggrek epifit yang hidup menempel pada batang atau dahan tumbuhan berkayu. Batangnya sangat pendek dan tertutup oleh daun yang berbentuk jorong , tebal berdaging dan tersusun rapat. Daunnya berukuran panjang 20-30 cm, lebar 7-12 cm. Bunga tersusun dalam karangan berbentuk tandan dengan jumlah kuntum mencapai 25 per tandan. Diameter bunga saat mekar 6-12 cm.
Perhiasan bunga Phalaenopsis amabilis berjumlah 6, masing-masing 3 daun mahkota dan 3 daun kelopak. Daun kelopak berwarna putih, berbentuk jorong dengan ujung meruncing. Dua daun mahkota juga berwarna putih dengan bentuk lebih lebar dibanding daun kelopak, ujungnya tumpul sementara pangkalnya menyempit. Satu daun mahkota mengalami deferensiasi baik dalam hal bentuk, ukuran, corak dan warna. Hal ini juga dijumpai di hampir seluruh bunga Anggrek dan menjadi salah satu penciri yang khas antar jenis Anggrek. Perhiasan bunga Anggrek yang mengalami deferensiasi tersebut dinamakan Labellum atau Bibir.
Bibir Phalaenopsis amabilis didominasi warna putih dan kuning dengan tingkat kecerahan berbeda, bertaju 3, ujung bersulur, bagian dalam dijumpai corak/bercak kemerahan. Saat mekar bunganya sanggup bertahan hingga 3 minggu,
Selain di Indonesia anggrek ini dijumpai di Pulau Palawan (Filipina), Taiwan, Australia dan Papua New Guinea. Meskipun demikian proses evolusi dan penyebaran Phalaenopsis amabilis masih menjadi pertanyaan. Sebuah hipotesis menduga Phalaenopsis amabilis berkembang dari jenis lain seperti Phalaenopsis aphrodite yang merupakan anggrek asli Palawan. Selama proses evolusi berlangsung anggrek tersebut tersebar ke Taiwan dan Sabah di pulau Kalimantan. Dari Sabah jenis ini kemudian menyebar ke Sulawesi dan Sumatera disertai perubahan pada beberapa karakternya, seperti warna daun yang menjadi lebih hijau. Jenis yang berada di Sumatera kemudian berkembang dan menyebar ke Jawa hingga mengarah ke timur mencapai Maluku dan Papua.
13373201191552270220
Hingga saat ini di Indonesia Phalaenopsis amabilis dapat ditemukan di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Ambon hingga Papua.Phalaenopsis amabilis tumbuh baik di tempat yang teduh. Anggrek ini dijumpai di hutan-hutan basah pada ketinggian antara 50-600 dpl. Di masing-masing pulau Phalaenopsis amabilis memiliki kekhasan yang berbeda. Oleh karena itu di Indonesia dijumpai beberapa varietas dan subspesies dari anggrek ini, salah satu yang cukup dikenal adalah Phalaenopsis amabilis Pelaihari.
Atas dasar keindahan dan kekhasan tersebut, Phalaenopsis amabilis ditetapkan sebagai satu dari tiga Bunga Nasional Indonesia. Berdasarkan Keputusan Presiden No. 4 Tahun 1993 tersebut, Phalaenopsis amabilis disebut sebagai Puspa Pesona Indonesia. Dua bunga nasional lainnya adalah Melati (Jasminum sambac) yang dikenal sebagai Puspa Bangsa dan Bunga Padma Raksasa (Raflessia arnoldi) sebagai Puspa Langka.
Phalaenopsis amabilis adalah jenis Anggrek yang sangat populer di dunia. Popularitasnya bahkan telah menjulang jauh sebelum ditetapkan sebagai Puspa Pesona Indonesia. Warna putihnya yang kuat, bentuk bunganya yang eksotis serta bentuk labellum yang khas membuat Phalaenopsis amabilis banyak dipilih sebagai induk silangan untuk menghasilkan hibrida-hibrida unggul.
1337320213586928551
Namun sayang popularitas Phalaenopsis amabilis sebagai Puspa Pesona dan bunga asli Indonesia justru terdesak di tanah air. Keberadaannya di alam semakin sukar dijumpai akibat perdagangan gelap maupun kerusakan hutan. Serbuan jenis-jenis anggrek serupa dari luar negeri yang beredar di pasar Anggrek nasional juga turut berkontrobusi. Hal itu diperparah dengan belum sanggupnya Indonesia mengembangkan potensi anggrek ini secara maksimal. Pengembangan hibrida-hibrida unggul dari induk Phalaenopsis amabilis di dalam negeri jauh tertinggal dibandingkan negara-negara lain seperti Singapura, Thailand dan Taiwan.
Phalaenopsis amabilis seharusnya dikenal sebagai Anggrek Puspa Pesona Indonesia, bukan sebatas Anggrek Bulan saja. Saya sendiri cenderung membatasi (dalam beberapa hal malah menghindari) penyebutan Anggrek Bulan untuk merujuk Phalaenopsis amabilis. Alasannya karena nama Anggrek Bulan terlalu umum dan pada kenyataanya nama tersebut justru menenggelamkan pamor Phalaenopsis amabilis sebagai salah satu identitas Indonesia. Anggrek Bulan lebih familiar sebagai nama untuk menyebut segala macam bunga Anggrek dengan bentuk serupa Phalaenopsis amabilis yang kebanyakan justru berupa anggrek hibrida dari negara lain. Padahal nama Anggrek Bulan atau Anggrek Kumbang diberikan untuk merujuk Phalaenopsis amabilis, bukan Anggrek-anggrek hasil persilangan. Dan yang menyedihkan banyak “Anggrek Bulan” dari luar negeri yang populer di Indonesia justru dihasilkan dari persilangan yang induknya diperoleh dari Indonesia.
Sementara tidak banyak para generasi muda Indonesia yang mau mengenal dan bersentuhan lebih dalam dengan Anggrek negerinya sendiri, Phalaenopsis amabilis, Bunga Nasional yang cantik penuh pesona inipun akhirnya merana di tanahnya sendiri.
Lalu apa yang perlu kita perbuat sebagai generasi muda ?. Mulailah dari yang mudah dan sederhana. Percaya dirilah untuk mengatakan Phalaenopsis amabilis, Anggrek Bulan Bunga Nasional Indonesia. Lalu sebarkan itu kepada sahabat-sahabat muda kita. PEMUDA INDONESIA CINTA ANGGREK INDONESIA !!.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI