Lihat ke Halaman Asli

Kris Wantoro Sumbayak

TERVERIFIKASI

Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

Koreksi Soal dan Manfaatnya bagi Generasi Emas Bangsa

Diperbarui: 26 Agustus 2021   15:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi ujian | pexels.com/@thepaintedsquare

Otak manusia dicipta untuk menyelidiki dan mencari solusi bukan menghapal. 

***

Produk berkualitas dihasilkan dari kerja keras yang harus melalui tahap akhir, yakni pengecekan oleh penjamin kualitas (quality control). Baik di industri mesin, peralatan elektronik, produk kesehatan, tak ketinggalan sekolah. Kenapa sekolah?

Setiap penghujung bulan Agustus, Wakasek Bidang Kurikulum sekolahku menyampaikan sebuah surat bertajuk "Susunan Panitia MIT I (Midterm I Test)" atau yang disebut juga "Penilaian Tengah Semester". 

Isinya petunjuk jumlah dan jenis soal tiap jenjang, guru pengajar serta korektor, tenggat waktu pengumpulan pada korektor, tenggat waktu pengumpulan bendel lengkap pada staf admin dan jadwal pelaksanan tes.

Korektor bertugas mengoreksi bendel soal dari tiap mapel. Mereka yang menyandang gelar ini adalah Kepsek, Waka Kurikulum, serta para guru senior. 

Peran tersebut sangat vital, tak ubahnya QC dalam sebuah perusahaan. Tak ada bendel yang lolos tanpa dicek korektor.

Draf soal Penilaian Tengah Semester ditandai oleh korektor | Dokumentasi pribadi

Tak hanya perangkat tes tengah semester, di sekolahku draf yang harus dikoreksikan adalah tes bulanan (monthly test), ringkasan (summary), dan tugas harian (daily task)---jika perlu. 

Sebanyak 13 mapel dikalikan 2 perangkat pembelajaran tiap bulan. Bisa Anda bayangkan berat kuk yang harus dipikul seorang korektor.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline