Lihat ke Halaman Asli

Wahyu Handoko

Praktisi IT bidang human resources dan suka travelling

Suka Duka Melayani Antusiasme Pemilih WNI di Malaysia

Diperbarui: 17 April 2019   03:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Registrasi pemilih di Sekolah Indonesia KL

Sudah Anda ketahui bahwa di Malaysia jumlah pemilih terbesar untuk pelaksanaan pemilu di luar Indonesia. Saya adalah salah satu Diaspora Indonesia di Kuala Lumpur yang turut membantu pelaksanaan pemilu tanggal 14 April 2019 lalu.

Dan di Malaysia terjadi perubahan besar pada menit-menit terakhir untuk pelaksanaan pemilu. Sebagian relawan sampai sudah tidak sabar di mana dan mulai jam berapa mereka harus berada di tempat tugas. Pengumuman dari group KPPSLN Kuala Lumpur 2019 sangat dinantikan tiap-tiap menit.

Saya menuliskan ini untuk berbagi cerita sesama diaspora dimana saja dan juga Saudara kita di Tanah Air. Bukan untuk cerita keburukan atau complaint.

Tanggal 13 April 2019 pukul 18:42 diumumkan bahwa logistik pemilu akan dibagikan jam 3 pagi. Menyusul pengumumam pada 13 April 2019 pukul 21:44 panitia meminta untuk bersabar menunggu.

Tepat pukul 23:51 diumumkan ralat tempat pemungutan suara yang sedianya ada diberbagi tempat dengan jumlah TPS 255 menjadi berada di 3 tempat saja: KBRI KL, Sekolah Indonesia KL (SIKL), dan Wisma Duta.

Semua anggota dan ketua TPS malam itu menunggu dimana akan ditempatkan. Baru pukul 06:56 pagi pada hari pencoblosan baru diumumkan untuk bersiap-siap dan dibagikan daftar kelompok TPS.

Namun sikap cekatan dari semua anggota KPPSLN yang terdiri dari berbagai latar belakang dan profesi, sigap dan cepat meluncur ke masing-masing TPS. Logistik dibagikan pagi itu juga.

Saya ikut melayani satu TPS di Sekolah Indonesia, ketika datang antrian sudah memenuhi halaman sekolah SIKL. Kecekapan dan saling pengertian sesama TPS yang berada dalam satu tempat pemilihan sangat baik. Mereka semua saling pengertian. Belum semua TPS buka karena berbagai hal teknis, namun TPS yang sudah buka sigap menerima pemilih yang sudah siap mencoblos. Terus terang sangat suka melihat sikap seperti ini.

Pemilih terus membludak tiada henti, satu TPS bisa antri perpuluh-puluh orang untuk menuju bilik suara tidak henti-hentinya. Sampai terus terang kami tidak sempat kencing, mungkin karena juga tidak sempat minum sehingga tidak banyak air kemih, bahkan karena terlalu mendadak pengumumannya kami tidak sempat sarapan.

Ketua Panitia pada kesempatan lain meminta maaf atas hal ini. Dalam ruang kecil kami mesti berbagi dengan 6 TPS. Suasana sangat panas. Penyejuk ruangan sekolah tidak bisa mendinginkan panasnya suhu orang yang berjubel di dalam ruang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline