Lihat ke Halaman Asli

Wahyu Sapta

TERVERIFIKASI

Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Pandemi Tak Kunjung Usai, Kreativitas Menjadi Bertambah

Diperbarui: 16 Juli 2020   12:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memaku beberapa bagian sofa agar kuat dan rapi, seperti baru lagi. (Dokpri).

Pandemi tidak kunjung usai. Padahal selama ini untuk menghindar agar tidak tertular dan menularkan, sebisa mungkin berdiam diri di rumah. 

Memutuskan rantai penyebaran virus tersebut, tidak semudah membalikkan tangan. Perlu kerja sama secara global dan tidak satu per satu. Tetapi akibat tidak kompak, ya akhirnya pandemi ini lama berkurangnya, bahkan semakin bertambah.  

Memang ketika berdiam diri di rumah, tingkat kebosanan sangat tinggi, karena rentang waktu yang demikian lama. Bahkan sekarang sudah hampir empat bulan pandemi ini masih ada. 

Jika tidak keluar rumah dan hanya berdiam diri terus menerus, bisa-bisa nanti lumutan alias bosan sekali. Memang dilematis, tetapi bagaimana lagi, kebutuhan akan keluar rumah, tetap saja merupakan suatu keharusan. 

Paling banter agak dikurangi bepergian, dan memperbanyak berada di dalam rumah. Menghindari berbelanja ke pasar, mal, makan di luar, berkunjung ke kerabat, reuni, dan hal-hal yang tidak begitu penting atau bisa ditunda.

Nah, saat berada di rumah, agar tak bosan, ada saja yang ingin dikerjakan. Seperti saya dan keluarga, daripada bengong dan bingung, maka kami memilih mengerjakan sesuatu yang bermanfaat. 

Tak dapat dipungkiri, bahwa hampir semua orang terdampak oleh pandemi. Mencoba lebih hemat dalam menghadapi krisis pandemi yang mendunia, dengan mengerjakan apa yang bisa dikerjakan sendiri. Mengapa tidak? 

Karena pandemi yang terlalu lama, maka jiwa kreativitas muncul. Kita harus survive dengan keterbatasan yang ada.

Mencoba menikmatinya dan berbahagia agar tidak terlalu panik. Hal ini akan menjaga jiwa tetap sehat dan menambah imunitas tubuh, selain tetap menjaga diri dengan pola hidup sehat dan obat-obatan saat diperlukan.

Memperbaiki Kursi dan Sofa yang Rusak

Mencoba sofa lama yang diperbaiki menjadi baru kembali. (Dokpri).

Sore itu baru saja kursi sofa selesai diperbaiki. Tentu saja bukan oleh tukang, melainkan oleh Ayah dan Adik. 
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline