Lihat ke Halaman Asli

Wahyu Sapta

TERVERIFIKASI

Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Di Balik Sedekah Pasti Ada Hikmahnya

Diperbarui: 14 Mei 2019   20:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Liputan6.com

Pernah suatu hari, saya bertemu dengan seorang penjual balon yang telah renta. Dengan sepeda yang dikayuhnya, membuat saya terharu. Apalagi dengan pengelihatan yang tidak begitu sempurna. Saya bertanya dalam hati, mengapa sudah renta masih berjualan? Tetapi, lalu saya tersadar, bahwa tidak semua orang memiliki nasib baik. Timbul rasa kasihan, lalu memberikan sedikit uang, sekedar sebagai rasa empati saya kepadanya. Kemudian saya berlalu dan melupakan kejadian itu.

Baru beberapa saat menit berlalu. Saya menuju warung untuk makan. Ketika saya lepas makan dari sebuah warung, masih sekitaran tempat bertemunya tukang balon tadi. Saya menuju ke kendaraan yang terparkir tak jauh dari warung. Saya membutuhkan handphone untuk menghubungi seseorang. Betapa paniknya, ketika handphone tersebut tidak ada. Di dalam tas tidak ada. Di saku juga tidak ada. Lalu dimana? Saya yakin, pasti terjatuh.

Saya mengulang jalan kembali, melewati jalan yang sama. Alhamdulillah, handphone tersebut ketinggalan di warung. Penjual warung sungguh baik hati, menyimpan handphone dan menunggu saya kembali. Tentu saja saya bersyukur karena tidak jadi kehilangan handphone kesayangan. Betapa berartinya ia, karena di dalamnya berisi file-file data tulisan dan foto-foto. Saya memang suka menulis lewat handphone. Jadi, ia itu ibarat setengah nyawa. Maksudnya, amat berarti.

Kemudian saya jadi teringat kembali, bahwa saya tadi memberi sedekah sebelum kehilangan handphone. Mungkin itu sebabnya tidak jadi hilang. Bukan bermaksud riya, tetapi memang memberi sedekah itu melindungi diri agar terhindar dari musibah. Alhamdulillah.

Sesungguhnya bersedekah itu kebutuhan setiap orang. Orang yang bersedekah yang membutuhkan orang yang disedekahi. Bukan sebaliknya. Mengapa demikian? Karena setiap orang menginginkan hidup di dunia yang barokah. Jika sakit ingin sembuh. Terhindar dari segala musibah dan di alam barzah mendapatkan kiriman pahala terus menerus. Kelak di akhirat selamat dari api neraka dan mempunyai timbangan amal saleh yang berat.

Sedekah bertujuan untuk menyucikan harta, membantu sesama, dan bekal pahala di akhirat kelak. Bersedekah berarti berbagi atau meringankan beban orang lain. Bersedekah sangat dianjurkan dalam Islam. Dengan bersedekah, hubungan bersosial bisa menjadi lebih baik. Bersedekah juga menjauhkan diri dari sikap sombong dan angkuh. Keutamaan bersedekah, adalah mendapatkan pahala di sisi Allah Ta'ala.

Apalagi dalam bulan suci ramadan, umat muslim berlomba-lomba dalam kebaikan. Pahala yang diterima akan dilipat gandakan oleh Allah Ta'ala. Bisa menjadi bekal amalan kita bila telah berada di alam keabadian.

Bersedekahlah Hanya Kepada yang Berhak

Bersedekah, hanya kepada orang yang berhak menerima dan membutuhkan. Sehingga menjaga mereka dari perbuatan--perbuatan yang haram dilakukan dalam mencari penghasilan. Misalnya pengemis gadungan, yaitu mengemis sebagai profesinya.

Mereka mengemis di jalan, mengharap belas kasihan kepada orang yang sedang melintasi jalan tersebut. Padahal, secara fisik dia masih kuat untuk bekerja, mengapa harus mengemis? Karena malas? Saya tidak akan memberi sedekah kepada orang yang demikian. Tetapi jika saya menemui orang yang telah renta, masih berjualan dan mencari nafkah, maka hati saya terketuk untuk memberinya. Lebih berhak mendapatkannya.

Sedekah Mendahulukan Kerabat Dekat

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline